|
Hadirnya uang bergambar Pangeran Antasari itu sebenarnya sudah ditunggu sejak lama. Seharusnya uang itu sudah menjadi oleh-oleh untuk kampung halaman Lebaran tahun lalu.
Namun karena terhambat masalah hak cipta seperti mencari ahli waris, akhirnya recehan Rp 2000 baru bisa diluncurkan pada Juli dan mulai beredar pada Agustus lalu.
Jaraknya yang pendek dari Hari Raya Idul Fitri membuat pecahan itu semakin dicari masyarakat. Bagi mereka seperti sebuah kebanggaan bisa berbagi uang baru kepada sanak saudara, apalagi jika belum dijumpai di kampung halaman.
Tak pelak, antrean panjang untuk mendapatkan uang baru ini terjadi di mana-mana, terutama di kantor-kantor cabang dan mobil kas pelayanan Bank Indonesia. Di kantor-kantor bank umum, permintaan atas uang baru tersebut juga melonjak tajam sehingga mereka kewalahan.
Misalnya saja di BNI. GM Operasional BNI Hemawati mengaku hanya mengantongi Rp 23 miliar pecahan Rp 2000 bergambar Tarian Dayak semenjak diterbitkan. AKhirnya ia terpaksa harus menjelaskan kepada nasabah bahwa persediaan uang baru terbatas sehingga tak semua permintaan nasabah bisa dipenuhi.
Situasi yang terlihat di kantor-kantor cabang BI terlihat antrean panjang masyarakat yang ingin menukar duit. Bahkan, mereka sudah antre sejak sahur guna mendapatkan uang baru tersebut. Jika tak mau antre, mereka harus membayar mahal atas duit baru tersebut.
Sunarto, seorang Guru SD di Gresik mengeluh sulit sekali mendapatkan uang pecahan baru di Bank. Jika bisa, ia harus merogoh kocek tambahan Rp 40 ribu untuk bisa memiliki uang yang ditandatangani mantan Deputi Gubernur Senior Miranda Goeltom tersebut.
"Satu bendel uang Rp 2000 senilai Rp 200.000 itu dijual Rp 240.000 di pasar atau jalan-jalan," katanya.
Menurut Deputi Direktur Pengedaran Uang BI, Yopie Alimudin, tingginya animo masyarakat terhadap recehan uang baru tersebut memang cukup fenomenal. "Banyak yang senang dengan uang bergambar pangeran Antasari. Desainnya memang bagus, seperti uang dolar."
Uang kertas baru pecahan Rp 2.000 berwarna dominan abu-abu dengan unsur pengaman berupa tanda air bergambar Pangeran Antasari. Uang juga dilengkapi benang pengaman bertuliskan BI2000 berulang-ulang yang tertanam di kertas uang. Di bawah sinar ultraviolet, benang akan memendar merah.
Uang kertas pecahan baru ini juga mengakomodasi kebutuhan para tuna netra dengan menyediakan kode tertentu (blind code) di samping kanan bagian muka uang yaitu berupa kotak persegi panjang yang dicetak secara intaglio.
Menurut Yopie, sejauh ini BI sudah menyediakan Rp 1,34 triliun uang pecahan terbaru tersebut. Dari jumlah itu, yang sudah disedot masyarakat sudah mencapai 90 persen atau Rp 1,2 triliun.
• VIVAnews