23 March 2018

JANGAN TUNGGU TERBUKTI BARU PERCAYA OMONGAN PRABOWO

Bapak Prabowo Subianto (PS) berpidato, bahwa negara kita sudah diprediksi oleh para pakar di luar sana akan hilang di tahun 2030 nanti. Pidato PS ini di sambut media dan juga pembicaraan netizen dengan berbagai sudut pandang.


Bagi yang suka PS, tentu saja kekhawatiran yang disampaikan PS patut diwaspadai. Sebagai tokoh, PS banyak berbicara tentang keadaan negara ini dan banyak benarnya. Kita waspada dan khawatir apabila ucapan PS itu benar.

Bagi pihak yang selama ini bersebrangan dengan PS, pidato PS dianggap sebagai sebuah RAMALAN yang tidak perlu di dengar. PS mengambil referensi dari sebuah novel 'GHOST FLEET' karangan P.W Singer. Sebuah novel yang ditulis berdasarkan kemampuan beliau memprediksi keadaan di suatu negara.

P.W Singer seorang ahli ilmu politik luar negeri, mendapatkan Ph.D dari Harvard University. Bersama rekannya August Cole, mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dalam konflik global. Agar prediksi dan perspektifnya hidup, ia tuliskan analisanya itu dalam drama novel.

Karena yang menulis seorang yang sangat ahli, novel ini bahkan menjadi perhatian serius petinggi militer di Amerika Serikat. James G Stavridis, pensiunan laksama angkatan laut Amerika Serikat, yang kini menjadi dekan di Tufts University hubungan internasional, menyebut buku ini (novel) merupakan 'blue print' untuk memahami perang masa depan. Pemimpin militer di negeri Paman Sam itu mewajibkan para tentara membacanya.


Dengan latar belakang penulis novel tersebut dan juga kemampuannya membaca situasi di suatu negara, apakah salah apabila kita perlu mewaspadai kalau-kalau yang di tulisnya dalam novel tersebut akan kejadian.

Anggaplah tulisan PW Singer itu sebuah kajian atau ramalan,what ever u saylah. Kita bisa menelaah dan menilai kebenaran bahwa negara kita akan hilang lebih tepatnya negara kita akan dikatakan sebagai negara gagal #FailedState.

Sebelum menerawang jauh, ada baiknya kita ketahui dulu bagaimana suatu negara dikatakan gagal ataufailed state.

Dari tulisan Ardi Massardi, bisa di jadikan rujukan bahwa negara dikatakan gagal ketika:
1. Sebuah negara bisa dinyatakan gagal bila tidak punya kemampuan atau ogah-ogahan melindungi warganya dari berbagai tindak kekerasan dan ancaman kehancuran.
2. Negara tidak bisa menjamin hak-hak rakyatnya, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Institusi-institusi demokrasi juga gagal dipertahankan.
3. Institusi demokrasi seperti KPU, DPR, Kepolisian, Kejaksaan, KPK, malah dikriminalisasi, lalu dikooptasi untuk kepentingan sesaat kelompok tertentu. Sehingga “hukum” dimanipulasi dan dijadikan instrumen untuk menggebuk lawan-lawannya.

Indikator di atas apakah kita rasakan saat ini? Apakah bisa kita nilai bahwa saat ini pun negara kita sudah bisa dikatakan sebagai negara yang gagal.

Kajian, ramalan atau prediksi yang dikeluarkan oleh seseorang yang memang mempunyai kapasitas dalam bidangnya tetaplah menjadi 'WARNING' bagi suatu negara jika negaranya dijadikan bahan dalam kajian yang seseorang lakukan. Karena selama ini, di negara kita pun segala tindakan berdasarkan kajian maka keluarlah sebuah kebijakan.

Kebijakan Perppu Ormas, itu semua karena adanya kajian dan juga prediksi bahwa HTI akan mengancam negara kita. Demikian juga tindakan represif aparat keamanan atas tuduhan Islam radikal yang akan membawa konflik Arab Spring ke Indonesia. Aparat keamanan mempunyai penilaian berdasarkan kajian sehingga mereka mengambil kesimpulan.

Kebijakan impor kita juga berdasarkan kajian, memprediksi hasil panen dan kebutuhan yang tidak sesuai dalam 6 bulan ke depan maka itu keluarlah kebijakan impor untuk mencukupi kebutuhan yang tidak akan terpenuhi dari hasil negara sendiri.

(Buya) Syafi'i Ma'arif mengatakan aset bangsa kita 80% dikuasai Asing.
Amien Rais mengatakan bahwa kekayaan kita 74% dikuasai Asing.
Prabowo juga mengatakan bahwa kekayaan negara kita dirampok oleh orang-orang yang tinggal di negara lain.

Mengapa yang dijadikan tersangka atas ucapan tokoh-tokoh itu hanyalah Amien Rais dan juga Prabowo? Mengapa tidak berasumsi bahwa (Buya) Syafi'i Ma'arif juga sedang melakukan ramalan kartu tarot?

Keberpihakan kita, membuat logika kita menjadi aneh. Menganggap Prabowo dan Amien Rais menggigau atas ramalan orang lain, namun terdiam tanpa berbicara apapun saat (Buya) Syafi'i Ma'arif juga mengatakan demikian.

Para orang-orang hebat di luar sana itu mempunyai ilmu dan juga pemetaan khusus mengapa mereka bisa keluarkan penilaian bahwa Indonesia akan lenyap di tahun 2030. Walau ditulis dalam bentuk novel, bukan berarti kita meremehkan apa yang mereka hasilkan. Justru seharusnya kita harus merapatkan barisan dan waspada jika kita memang mencintai negeri ini.
Untuk waspada dan bersiap atas segala ancaman, itu tidak dilarang dalam hukum negara kita. Bahkan sebagai warga negara kita wajib membela negara kita atas segala bentuk penjajahan yang sudah semakin canggih saat ini.

Novel karya PW Singer adalah peringatan dini yang diberikan pada negara kita. 'WARNING CALL' kata orang bule bilang. Ngeri-ngeri sedap apabila itu terjadi dan ada kemungkinan terjadi jika kita melihat indikator-indikator yang terpenuhi dari suatu negara dikatakan gagal atau FAILED STATE. Ketika ada ramalan bahwa ekonomi kita akan menjadi ekonomi terbesar dunia kita percaya dan bertepuk tangan, namun ketika ada kajian sebaliknya yang mengatakan bahwa negara kita bisa lenyap di tahun 2030 esok, mengapa kita malah memonyongkan mulut seolah itu hanya bualan. Padahal, ciri-cirinya sudah mendekati. Justru ciri-ciri negara Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia malah jauh panggang dari api saat ini.

Terkadang kita ingin selalu berada di zona nyaman, dan melupakan zona bahaya. Terlalu ingin di elus, tidak sadar bahwa elusan itu akan berubah menjadi remasan mengarah pada pemukulan. Kita sambut ramalan baik, namun kita abaikan ramalan buruk.

Hidup harus berimbang, terima yang baik dan perhatikan apa yang dinilai buruk oleh orang lain. Sebagai pihak yang dinilai, kita harus introspeksi diri ketika ada penilaian buruk. Berpikir agar jangan sampai terjadi seperti yang mereka nilai. Perbaiki yang salah, kejar ketinggalan dan sejahterakan rakyat itu yang seharusnya di lakukan.

Prabowo selalu dianggap masuk angin ketika ia mengucapkan akan kekhawatirannya pada negara ini. Namun, kita bisa buktikan bersama bahwa apa yang ia ucapkan selama ini memang menemui kebenaran. Masih ingat dengan ucapan PS tentang "BOCOR...BOCOR...BOCOR". Ucapan yang dijadikan bahan tertawaan oleh pendukung Jokowi dan dibuatkan Meme ternyata saat ini TERBUKTI.

Freeport merugikan negara ratusan triliun dalam temuan BPK...!!
Dan itu adalah salah satu bukti KEBOCORAN yang di katakan Prabowo saat debat Pilpres 2014 silam.

Saat beliau mengucapkan kekhawatirannya akan hilangnya Indonesia menurut para pakar ekonomi dan politik, mohon jangan ditunggu buktinya. Ngeri saya andai itu benar-benar terjadi seperti bocornya Freeport saat ini.

Kalau cinta negara ini, sayang negara ini..maka pedulilah.
(Oleh : Setiawan Budi)

09 March 2018

CROWD, kekuatan baru DPP HA IPB

Jika dalam negara ada unsur AGBC (Akademisi, Goverment, Business & Community) maka dalam organisasi DPP HA IPB memiliki PDKC unsur Pengurus Pusat (DPP), unsur Kampus (diwakili Komisariat Fakultas), Perwakilan Daerah (dijewantahkan dalam DPD) dan satu unsur lagi yang tak kalah pentingnya adalah CROWD dalam media sosial.

CROWD (keriuhan / social interaction) dibentuk tidak berdasarkan struktur atau fungsional organ HA, tetapi terbentuk karena kedekatan emosi, hobby, ideologi / politik, kesamaan angkatan, bidang atau rumpun studi dan unsur perekat lainnya.

Jika organ dan struktur dibentuk dan bekerja dengan pola deduktif dalam mendefinisikan diri, program dan tujuan program, maka CROWD berjalan dengan pola induktif. Tergantung siapa yang punya inisiatif kuat, punya bargain sosial (Social Authority) dan faktual terhadap kebutuhan real time saat itu juga. Organisasi merencanakan, sementara CROWD mengalir laksana air. Air tak bisa dibendung, jika pun itu dilakukan maka akan menghasilkan tekanan pada bendung-nya, jika konstruksi bendungnya ada bolong-bolong maka ia akan tersalurkan pada saluran yang tidak bisa dikelola, bahkan bendung tersebut bisa jebol tak kuat menahan tekanan.

Sifat CROWD yang bebas dari "kekakuan" organisasi akan bergerak lincah menelurkan "program-program" yang ada. Mereka tidak akan menjadikan hal ini beban berlebihan karena tidak ada perencanaan sebelumnya. Eksekusi sangat tergantung dari siapa champion yang menelurkan ide/gagasan, dan seberapa antusias member dari CROWD membantu inisiatif tadi: Tim inisiator, tim penggerak dan banyak eksekutor.

Struktur nanti akan terbentuk pada akhirnya, dengan mengikuti stratifikasi sosial yang ada: kompetensi, senioritas, akses pada sumber daya dan ketokohan dalam Crowd itu sendiri.

Facebook HA IPB dibentuk berdasarkan crowd, akun2 alumni bergerak menanggapi inisiatif Kang Andri P Nur (Sosek 18) untuk menambah jumlah member sebanyak2nya. Admin dibuat banyak, setting member baru dibuat terbuka. Kemudian setelah tercapai jumlah yang dirasa cukup diserahkan kepada pengurus DPP sebagai bagian kekuatan organisasi. Perfect!

FB HA IPB kemudian banyak melahirkan sub-group yang lebih homogen. Komunitas2 ini dibentuk juga mengikuti logika CROWD tadi. Teknologi media sosial memungkinkan implementasinya bersifat Cepat, Individual dan Mudah. Jika organisasi tidak cerdas memahami ini, maka ia akan menjadi "Sosok tua" yang tergopoh-gopoh menghadapi derasnya perubahan.


Ada contoh posting menarik di grup FB HA IPB, yaitu peluang akses mengelola lahan tak terpakai di sebuah wilayah. Inisiatif ini jika dikelola melalui mekanisme struktur organisasi tentu akan lama dan birokratis. Maka saya kemudian menyuarakan agar mekanisme CROWD berjalan. Pengurus yang terkait dapat ikut menjadi bagian CROWD tsb kemudian sebisa mungkin bersinergi dengan struktur. Fikiran yang mengemuka adalah bagaimana agar ide itu "it works!", seraya membuat model sistematis agar bisa direplikasi di wilayah lain atau bersinergi dengan perangkat HA IPB: DPD dan DPK misalnya.

Maka jika demikian, rumah bersama yang dibangun dengan susah payah ini akan terasa manfaat besarnya. Unsur kekuatan baru HA IPB semakin terasa bagi semua.

Alumni bersatu, Indonesia Maju..!
Alumni berdaya, Indonesia Jaya..!




Sirod M. Rasoma
Ka. Dept Online (Sub Bidang KOMINFO)
Digital Strategists Arah Angin Visimedia, PT

Tulisan ini adalah opini Pribadi.