29 August 2004

Aku takkan pernah bisa memahami Istriku

Aku takkan pernah bisa memahami istriku.
Begitu kami tinggal serumah, ia mulai memeriksa lemari-lemari
dapurku, dan ia tampak kaget. "Kau tidak punya kertas alas untuk rak!

Kita mesti beli kertas alas dulu sebelum aku memindahkan barang-barang pecah belahku ke sini."
"Untuk apa kertas alas?" tanyaku tak mengerti.
"Supaya pecah belahnya tetap bersih," sahutnya tegas. Aku tidak
mengerti bagaimana debu bisa otomatis tidak hinggap lagi di pecah belah yang dialasi kertas biru yang lengket itu. Tapi aku tahu sebaiknya aku diam saja.

Lalu suatu hari aku lupa menurunkan tutup toilet.
"Dalam keluargaku tutup toilet tidak pernah dibiarkan terbuka," omel
istriku. "Tidak sopan." "Dalam keluargaku yang seperti itu tidak dianggap tidak sopan," kataku malu-malu.
"Keluargamu kan tidak punya kucing."

Selain itu, aku belajar cara memencet tube pasta gigi, handuk mana yang boleh dipakai sesudah mandi, dan di mana mesti meletakkan sendok-sendok kalau aku yang menata meja. Tak kukira diriku begitu tidak beradab.

Ya, aku tidak akan pernah bisa memahami istriku.
Ia memberi label menurut abjad pada stoples-stoples bumbunya, mencuci
piring-mangkuk sebelum memasukkan semuanya ke mesin pencuci piring, dan memilah-milah cucian kotor ke dalam beberapa tumpukan sebelum
memasukkannya ke mesin cuci. Nah, bisa Anda bayangkan?
Ia memakai piama kalau tidur.

Kupikir di Amerika Utara sudah tidak ada lagi orang yang memakai piama untuk tidur. Ia juga mempunyai sebuah mantel yang membuat ia tampak seperti Sherlock Holmes. "Aku bisa membelikanmu mantel baru," aku menawarkan. "Tidak. Mantel ini warisan dari nenekku," sahutnya tegas, mengakhiri percakapan.

Sesudah kami punya anak-anak, tingkahnya jadi semakin aneh. Ia
memakai piama sepanjang hari, sarapan pada pukul satu tengah hari,
selalu membawa tas popok seukuran minivan, dan bicaranya pun pendek-pendek.

Ia menggendong bayi kami ke mana-mana - di punggung, di depan, di
pelukannya, disandarkan di bahunya. Ia tak pernah meletakkan bayi kami, hingga ibu-ibu lain geleng-geleng kepala melihatnya, sebab mereka biasanya menaruh bayi di dalam boks, atau di kursi khusus kalau di dalam mobil. Betapa anehnya istriku, selalu menggendong-
gendong bayi kami. Ia juga memilih untuk menyusui sendiri anak itu,
meski teman-temannya mengatakan itu tidak perlu. Kalau bayi kami menangis, ia selalu menggendongnya, walaupun orang-orang mengatakan menangis itu baik untuk bayi.
"Bagus untuk paru-parunya kalau ia menangis," kata mereka.
"Lebih bagus lagi kalau hatinya tersenyum," sahut istriku.

Suatu hari seorang temanku tertawa sinis melihat stiker yang
ditempelkan istriku di bagian belakang mobil kami. Tulisan di stiker
itu berbunyi: "Menjadi Ibu yang Tinggal di Rumah Merupakan Pekerjaan yang Membutuhkan Kasih Sayang."
"Pasti istriku yang menempelkannya di situ," kataku.
"Istriku wanita karier," temanku membanggakan istrinya.
"Istriku juga," sahutku dengan tersenyum.

Suatu kali, aku mesti mengisi kartu-kartu untuk jaminan. Kuberi tanda silang di kotak "Ibu Rumah Tangga" untuk menunjukkan pekerjaan istriku. Ternyata aku salah besar. Begitu melihatnya, istriku langsung mengoreksi. "Aku bukan ibu rumah tangga, juga bukan seorang istri. Aku ini seorang ibu."
"Tapi tidak ada kategori itu di situ," kataku agak gugup.
"Tambahkan saja," katanya.
Maka aku pun menambahkannya.

Lalu, suatu hari, beberapa tahun kemudian, kulihat ia berbaring
dengan tersenyum di tempat tidur, ketika aku akan berangkat bekerja.
"Ada apa?" tanyaku.
"Tidak ada apa-apa. Segalanya menyenangkan. Semalam aku tidak perlu
bangun sama sekali untuk menenangkan anak-anak. Dan mereka juga tidak minta tidur bersama kita."
"Oh," kataku, masih belum mengerti.
"Baru kali ini aku bisa tidur nyenyak sepanjang malam, setelah empat
tahun." Masa? Empat tahun? Lama sekali. Aku sama sekali tidak menyadarinya. Kenapa ia tidak pernah mengeluh? Kalau aku pasti sudah
mengeluh.

Suatu hari, secara tak sengaja aku mengucapkan sesuatu yang membuat ia lari ke kamarnya dan menangis. Aku menyusulnya untuk minta maaf.

Ia tahu permintaan maafku tulus, sebab pada saat aku mengatakannya aku juga menangis. "Aku memaafkanmu," katanya. Dan Anda tahu? Ia benar-benar memaafkanku. Ia tak pernah mengungkit-ungkit hal itu lagi. Tidak juga ketika ia sedang marah. Padahal bisa saja ia memakai itu sebagai senjata. Ia memaafkanku dan melupakan yang sudah lalu.

Tidak, aku tidak akan pernah bisa memahami istriku. Dan Anda tahu?
Semakin lama kelakuan anak perempuan kami semakin mirip dengan ibunya. Kalau kelak ia menjadi seperti ibunya, suatu hari nanti akan ada satu lagi pria yang beruntung di dunia, bersyukur ada yang menaruh kertas alas di dalam rak-raknya.

Sumber: Steven James - A Second Chicken Soup for the Woman's Soul

11 August 2004

10 Investasi Utama

Jika teman-teman mau berinvestasi, saya pikir ini saran yang baik dan aman untuk berinvestasi. Selain berlaku untuk anda yang sedang meniti karier di perusahaan, maupun yang mempunyai bisnis pribadi.
Mudah-mudahan pendapat yang dikemukakan Todd Duncan, ini menjadi salah satu inspirisi kita untuk mencapai kesuksesan di puncak.

Pertama, Investasi dalam hubungan dengan orang-orang yang dikasihi.
Apalah artinya sukses, jika kesuksesan itu tidak dapat dirasakan oleh
orang-orang yang kita sayangi. Karier memuncak, tetapi keluarga
amburadul, teman-teman menjauh. Semua akan berakhir sebagai orang kaya yang menjalani kehidupan miskin.

Kedua, berinvestasi pada program pengembangan pribadi jangka panjang.
Aset terbesar bisnis kita, adalah mendapat kepercayaan dari pelanggan dimulai dari "SIAPA KITA". Pertumbuhan bisnis kita akan berbanding lurus dengan kemampuan kita memaksimalkan potensi pribadi.

Bagaimana caranya...? Ada tiga cara yang musti teratur kita lakukan:
1. Pelatihan menyeluruh; Ini sebagai dasar untuk membangun. Misalnya
dengan satu seminar, pelatihan di camp-camp, atau buku-buku yang
mengajarkan pelatihan sesuai bidang kita.
2. Bimbingan bulanan; Pilih satu atau dua pembimbing, baik langsung,
malalui kaset, vcd, dan buku-bukunya.
3. Sumber Daya sesuai bidang; Dengarkan kaset, lihat VCD, baca majalah, dan manfaatkan IT, yang bersifat menambah semangat agar kurva pertumbuhan terus meningkat.

Ketiga, berinvestasi dalam seorang pembimbing sesuai bidang.
Pembimbing yang dimaksud adalah seorang mitra yang lebih berkompeten, yang akan mengajak kita mendaki, membimbing supaya jika kita jatuh, tidak fatal.

Keempat, berinvestasi melalui asisten yang kompeten.
Kemungkinan besar, semakin mendekati puncak semakin banyak waktu yang kita butuhkan. Didiklah seseorang atau beberap orang untuk menguasai beberapa pekerjaan yang biasa anda lakukan, dan mulai dengan mempelajari atau mengembangkan hal-hal baru.

Kelima, berinvestasi dalam citra pribadi. Citra apa yang akan kita patrikan dalam benak pelanggan?! Citra negatif kita di benak pelanggan, hanya akan menghalangi kelangsungan hubungan kita
dengan mereka, dan itu berarti menghambat pendakian kita.

Keenam, bernvestasi dalam rencana keuangan pribadi.
Tidak selamanya perusahaan atau pemerintah akan menjamin keuangan kita. Kesuksesan jangka panjang bisnis kita tergantung pada kemampuan kita menginvestasikan kembali uang dengan bijaksana sambil menjaga pertumbuhannya.Segera lunasi hutang-hutang, dan mulailah hidup sederhana.

Ketujuh, berinvestasilah dalam program olah raga. Apa gunanya harta melimpah, jika sebentar-sebentar harus ke dokter. Atau malah
pekerjaan akan terganggu karena badan kurang vit, kesehatan terganggu, dll. Mulailah membatasi waktu kerja dan ganti dengan investasi pada program olahraga. Selain mendapat kesehatan, anda akan mendapat teman baru (pelanggan baru, red.)

Kedelapan, berinvestasi dalam program retensi klien.
Mendapatkan klien jauh lebih mudah dari memelihara bahkan menjadikannya loyal. Kebanyakan orang lebih mengutamakan terjadi penjualan atau transaksi terhadap klien-nya. Tetapi, ketika prospek itu mulai berkurang atau hilang, putus juga hubungan. Bukankah semakin banyak teman, semakin banyak kemungkinan juga...?

Kesembilan, berinvestasi dalam perpustakaan. Menjadi siapa anda besok, sangat erat hubungannya dengan buku-buku yang anda
baca hari ini. Kenapa tidak memulai menyisihkan uang untuk membeli buku anda, istri, dan anak-anak. Jika investasi untuk pendidikan kecil, bisa dibayangkan hasilnya pun akan kecil. Itu sebabnya Indonesia juga nggak maju-maju, wong dana pendidikannya keciiil buanget..

Kesepuluh, berinvestasi dalam teknologi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemajuan teknologi semakin cepat. Telephone,
internet, web site, dan lain-lain. Ikutilah perkembangannya dengan
melibatkan diri kedalamnya.

Sumber: High Trust Selling oleh Todd Duncan

05 August 2004

POLITIK (menurut Fadil)

Rod sori sebelumnya kl ceritanya sedikit vulgar, tp moral yg terkandung didlmnya menurut gw cukup bagus...... :-)
POLITIK

Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti "politik".

Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya kepada ayahnya apa arti "politik" itu. Ayahnya menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif memberikan penjelasan, "Baiklah nak, ayah akan mencoba menjelaskan dengan misal, ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah Investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya Pemerintah. Kami di sini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau Rakyat. Pembantu, kita memasukkan dia ke dalam Kelas Pekerja. Dan saudaramu yang masih balita, kita menyebutnya Masa Depan. Sekarang, pikirkan hal itu dan kita lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami ??." Si anak, kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya.

Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat bahwa adiknya mengompol. Si anak lalu menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak. Karena tidak ingin membangunkannya, ia pergi ke kamar pembantu. Pintu terkunci, ia mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya.

Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti "POLITIK". Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah, ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya sebagai berikut :

"Politik adalah hal dimana para Investor meniduri Kelas Pekerja, Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan." ***

03 August 2004

Pengen banget punya CAMCORDER!

Pengen banget punya CAMCORDER! sebenarnya bukan buat hura² atau apa... Lumayan buat nyari sampingan kalo² ada tetangga yang nikahan/kawinan...
Hi8 recording
20x optical zoom
990x digital zoom
2.5" LCD monitor
Easy Handycam mode
Nightshot Plus
Built in light
InfoLITHIUM M series
Battery info
Optional accessories at extra cost: batteries NPQM71D, NPQM91D, NPFM50
Other optional accessories at extra cost: accessory kit ACCDHM3, carry case LCSVA40, LCSVA30