11 May 2012

Diskusi tentang Irshad Manji di dinding facebook mas Malela Mahargasarie

Media Statement
Oleh Irshad Manji, 10 Mei

Empat tahun yang lalu, saya datang ke Indonesia dan merasakan sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralisme. Karena itu, saya menyebutkan di dalam buku baru saya, “Allah, Liberty and Love”, bahwa Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya.

Namun sekarang banyak hal berubah. Seperti yang terjadi tadi malam, di kantor LkiS, sekelompok preman berjubah agama menyerang 150 peserta diskusi sampai terluka, termasuk di antaranya asisten saya, Emily Rees. Ia dipukuli berkali-kali dengan besi panjang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Lengannya terluka dan harus dibalut perban. Dua peserta diskusi lainnya mengalami luka cukup parah di kepala. Dan saya mengatakan kepada mereka bahwa, dengan rahmat Allah, mereka akan segera pulih.

Tapi tidak demikian dengan para kriminal yang menyembunyikan wajah mereka di balik masker dan helm, sambil memukuli orang-orang tak bersalah dan melakukan perusakan. Mereka adalah pengecut!

Sebaliknya, ada juga para pemberani yang rela berkorban menyelamatkan nyawa saya. Di saat para kriminal tersebut berteriak-teriak, “Mana Manji? Mana Manji?”, orang-orang berjiwa pemberani tersebut menjadikan tubuh mereka sebagai perisai yang melindungi saya. Saya sangat terharu dengan keberanian mereka. Mereka telah memperlihatkan bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu demi martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.

Tidak sedikit yang mengatakan kepada saya bahwa polisi dan pemerintah Indonesia tunduk begitu saja kepada para preman tersebut. Tapi masyarakat Indonesia tidak boleh ikut tunduk kepada mereka! Semoga seluruh masyarakat Indonesia bangga dengan—dan belajar kepada—para pahlawan perdamaian mereka.

Irshad Manji
Penulis “Allah, Liberty and Love” dan Direktur Moral Courage Project, New York University

    • Muhammad Sirod Rasoma Harusnya manji gak banyak merengek kalau memang pemberani. Terlalu banyak orang pintar yg datang ke Indonesia, tapi sedikit sekali yg bijak..


    • Joen Yunus agama bukan soal menang atau kalah... yg benar akan tetap benar walau seluruh alam semesta mengingkarinya... berbeda dg ilmu2 duniawi, jika anda bersedia membuka hati sanubari anda, sebenarnya tdk perlu diskusi, buku tebal-tebal atau bahkan kuliah tinggi2...


    • S Malela Mahargasarie Saya kira tidak ada kata rengekan dalam media statement Manji di atas. Dan Manji telah membuktikan ia memang seorang pemberani. Meski acaranya telah diancam oleh FPI dkk sejak muncul pertama di Salihara, ia tetap melanjutkan diskusi2nya hingga ke Yogya.


    • Achmad Hidayat-El Jabari Mau tanya mas Malela,ane kurg bgitu hapal dan tidak tahu siapa Rashid Manji itu? Ada kpntingan apa dia di indonesia,apa sbgai intelektual agama,peneliti kemasyarakatan atau ada hal lain yg ada kpntingan? Mhon djawab,trmksh

    • Muhammad Sirod Rasoma Berani jualan ide, walau tau bikin rusuh. Berani menunjukkan kelemahan kita sebagai bangsa dan menjadi bahan media, yg memang mendapat ransum dari berita ini. Benar2 pejuang smart era kosmopolitan, content menjadi tidak penting, yg penting huru-hara mendongkrak rating.. Barangkali di negeri2 dimana kebebasan sudah duluan singgah, jualan manji ini sudah expired dan cenderung basi!

    • S Malela Mahargasarie Mas Achmad, sejauh yang saya tahu dia seorang intelektual yang kini sedang menerbitkan buku, nah acara2 diskusi itu, tentunya terkait dengan promosi bukunya. Soal Manji lebih jauh, bisa di Googling mas. Salam.


    • Adi Subagiyo Sudah jelas mana yang benar dan mana yang salah. Salute kepada FPI yang berhasil mendongkrak rating dengan menciptakan huru hara. Barangkali di negeri2 dimana kebebasan sudah duluan singgah, jualan FPI ini sudah expired dan cenderung basi!. :)


    • Galang Samudro mestinya manusia macam irsad manji ini tau diri dong, dia datang di negara yang mayoritas muslim, bagaimana dia harus bersikap, menjunjung etika dan adab pemeluk mayoritas di negeri ini, seperti halnya kaum monoritas muslim di barat, begitu tertekennya kaum minoritas muslim di barat bahkan juga di asia. Indonesia sudah sangat toleran dengan kaum minoritas yang lain, tapi toleransi jangan dikaitkan dengan aqidah, sebab aqidah sudah harga mati buat orang islam.

    • S Malela Mahargasarie ‎@MSD: mas Sirod, dari fakta2 dilapangan, bukan Manji yang bikin rusuh. Dia hanya jadi pembicara didalam diskusi buku yang dia tulis dan terbitkan. Apa dalam bukunya dia men-jelek2 bangsa kita? Mas Sirod sudah baca bukunya?


    • Muhammad Sirod Rasoma Mas malela, saya belum membaca bukunya. Saya seorang sales dan semakin yakin tidak mau membaca bukunya setelah kejadian ini (metode marketing yg buruk menurutku). Seandainya orang2 pintar yg sering bentrok dengan ormas bersimbol Islam itu mau menggunakan hati/kalbunya.. Tidak melulu menggunakan otak untuk memaksakan ide2 progressifnya itu.. Ibarat anak pintar yg tidak mau mengalah pada anak bodoh lalu gurunya justru menghukum anak pintar tsb, karena ia tidak punya kebijaksanaan... Prihatin dengan kejumudan umat sekarang, lebih prihatin lagi ada bagian ummat yg mengeruk untung dari situasi seperti ini...


    • Joen Yunus ‎"Jangan marah 3x."... pesan sederhana Rasullullah SAW yg telah dilupakan (atau sengaja dilupakan) oleh ummatnya...

    • Achmad Hidayat-El Jabari Mas Malela@thanks atas jawabannya..

      Indonesia skg sudah pada pinter,dari segi intelektualitas dan pemahaman agama,jadi misalkan ada referensi atau bedah buku,sudah dpat di lihat dari profil pengarangnya siapa,karena org yg bijak akan menyaring baik tidaknya sebuah referensi.
      Menurut saya apapun bidang suatu ilmu,kalau kita seorang mukmin harus berdasar kpda Alqur'an dan Sunnah,hanya kedua sumber itu yg di jadikan dasar ke ilmuan untuk kebaikan fidunia wal akhiroh..semoga kita dberi kekuatan dan petunjuk ilmu yang haq,barokallohufikum..


    • S Malela Mahargasarie Mas Sirod, istilah sampeyan "memaksakan ide2 progresif" itu saya kira juga kurang tepat. Pertama, dia tidak memaksa. Diskusi itu gratis, bebas siapa saja boleh datang atau mengabaikannya. Kedua, apakah ide2nya progresif? Gak juga. Biasa2 saja. Usul saya sama mas Sirod, baca bukunya, lalu tulis kritik esensi bukunya, sebarkan melalui FB. Saya akan membaca yang pertama. Oke, mas?!


    • Achmad Hidayat-El Jabari Betul mas malela,kalo gak bukunya kita bedah,nah nnti tinggal kita kritisi..setuju?


    • Muhammad Sirod Rasoma Heheh... Ini lagi bergemuruh dada saya mas, mungkin karena berita sukhoi itu (semoga yg terbaik bagi penumpang2 tsb). Bagi mas malela, ulil, ahmad dhani, gm dan bahkan anak bawang seperti saya ide2 manji mungkin biasa, tapi untuk masyarakat kita?

      membeli & membaca bukunya? tidak buruk sih, fiuhh... Sayangnya keikhlasan saya harus diuji mas malela, ada beberapa buku wajib yg belum saya selesaikan : tafsir al-azhar juz 8/9/10 dan kisah PKI karya harry poetze masih tergeletak saja.. Selamat pagi yg barokah semuanya, selamat memikirkan bangsa kita...


    • Donny Kresnadi Tuwo Bener Mas, Irshad memang berani, kita aja takut kalo rombongan berjubah udah konvoi di jalan, salah2 kita jadi korban. Bener juga kata Irshad, 5 tahun yang lalu kita ga pernah takut sama model kaya begini, malah kalo liat rombongan berjubah kayanya adem.

    • Hermawan Rianto Kalau kita melihat persoalan dgn kerendahan hati tentunya memberi ruang untuk perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat juga seyogyanya disampaikan dgn santun dan biasa biasa saja. Merasa sebagai yg paling memahami dan pengawal Agama satu satunya langkah pertama menuju kesalahan. Islam tdk semudah yg kita pikirkan Islam juga tidak semudah yg Manji pikirkan. Tetapi seseorang menulis dengan begitu hebat energinya harus kita hormati. Perkara kita tidak setuju....namanya juga buku... yg ditulis sebuah pendapat. Santai saja. Kita bisa tidak setuju...bisa setuju sebagian saja...bisa membuat resensi untuk mengkoreksi. Islam mengajarkan kerendahan hati sehingga perlu sampai mengajakan kepada kita cara kita bejalan dan bicara dengan penuh kelembutan.


    • Irawan Karseno heran bahwa pemrintah (juga partai2,termasuk partai islam..) diam saja melihat kelakuan ormas preman2 ini....,padahal jelas,citra 'islam yang keras' bener2 menjatuhkan citra dunia islam,termasuk partai islam....


    • Hermawan Rianto Kenapa kita tidak penah berani melawan FPI ? Kenapa tokoh JIL dulu sekarang masuk partai ? Kenapa berjubah itu dianggap lebih saleh ? Kenapa Kita ditakut takuti oleh orang seagama ? Kenapa lebih terkenal ustad soulmate ketimbang Quraish Shihab ? Kenapa nggak brani marah thdp sikap beragama Oma Irama ? Kenapa sebagian teman seniman sangat memuja Manji ? Kenapa Hemas membela Manji ? (terlalu banyak bertanya sesat dijalan).


    • Muhammad Sirod Rasoma Otak itu kalau sering digunakan membuat cerdas ya pak, syaratnya hati / jangan ditutup. Terlalu sering berfikir bebas lalu jarang membaca ayat2 Tuhan juga bisa celaka..


    • Donny Kresnadi Tuwo Setuju "Hati" jangan selalu ditutup. Ditutup hawa nafsu!


    • Hermawan Rianto Sejauh berkaitan dgn Quran tidak ada yg perlu dikawatirkan karena itu milikNYa yg ada dalam lindunganNYA. Tetapi berkaitan dgn Islam kita harus menjaga supaya tidak disalah pahami. FPI dan organisasi sejenis telah membuat Islam disalah pahami...sikap terhadap Manji membuat Islam Indonesia disalah pahami. Manji sendiri (anggap saja) sekian pendapat tentang Islam dan kalau mengenai soal itu kita bisa buka di google menemukan buaannyyak pendapat dan karya yg memuji maupun mendiskreditkan Islam. Yang paling populer adalah mendiskreditkan Muhammad. Seluruh pengingkaran thd Islam kan memang sudah disampaikan oleh Allah sendiri. Diantaranya ketika Islam menjadi mayoritas itu tanda datangnya kemunduran. Disebutkan juga lapar dan kemiskinan juga itu membuat manusia mengingkari Allah. Pemikiran baru ? Justru sangat sedikit yg mampu merubah pandangan atau sikap.


    • Indriastuti Salim Saya setuju dng Pak Hermawan Rianto tentang perlunya menyikapi perbedaan dan menghadapi persoalan dng kerendahan hati. Pembiaran akan aksi kekerasan akan menjadi pemakluman yang kalau itu berlangsung terus menerus, akan memberi pelajaran yang keliru terhadap generasi penerus bangsa. Saya kebetulan sudah menemukan ikhwal manji dari wikipedia, ini ringkasan yang saya buat dengan cepat:

      Irshad Manji (lahir 1968) adalah seorang penulis Kanada, wartawan dan advokat "reformasi dan progresif" interpretasi Islam. Manji, direktur Moral Courage Project di Sekolah Robert F. Wagner di New York University. Proyeknya bertujuan untuk mengajarkan para pemimpin muda untuk [1] "menantang kebenaran politik, kesesuaian intelektual dan sensor diri." Dia juga pendiri dan presiden Proyek Ijtihad, sebuah organisasi amal mempromosikan "tradisi berpikir kritis, perdebatan dan perbedaan pendapat" dalam Islam, di antara [2] "jaringan reformis Muslim dan sekutu non-Muslim."

      Manji adalah seorang kritikus Islam mainstream tradisional. Buku Manji yang terakhir, Allah, Liberty dan Cinta dirilis pada bulan Juni 2011 di AS, Kanada dan negara lainnya. Di website Manji itu, buku tsb. menjelaskan: "Allah, Liberty and Love” menunjukkan kita semua bagaimana mendamaikan iman dan kebebasan dalam dunia yang bergolak dengan dogma represif. Ajaran kunci Manji adalah" keberanian moral” – kehendak untuk berbicara ketika orang lain ingin membungkam mulut orang itu. Buku ini merupakan panduan utama untuk menjadi warga dunia yang berani "[4].

      Buku sebelumnya Manji, The Trouble with Islam Today (awalnya diterbitkan sebagai Trouble with Islam), telah diterbitkan dalam lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa Arab, Persia, Urdu, Melayu dan bahasa Indonesia. Manji telah membuat sebuah film dokumenter PBS, "Iman Tanpa Takut", mencatat upaya untuk "mendamaikan imannya kepada Allah dengan cinta nya kebebasan". Film dokumenter ini dinominasikan untuk Emmy Award 2008. Sebagai seorang jurnalis, artikelnya telah muncul di berbagai publikasi, dan ia telah berbicara di hadapan berbagai hadirin, mulai dari Amnesty International untuk PBB Tekan Corps untuk kaum Muslim Demokrat di Denmark untuk Kerajaan Kanada Mounted Police. Manji tampil di jaringan televisi seluruh dunia, termasuk Al Jazeera, CBC, BBC, MSNBC, C-SPAN, CNN, PBS, Fox News Channel, CBS, dan HBO.
      Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Irshad_Manji


    • Muhammad Sirod Rasoma Singkatnya manji berhasil meng-imankan otak-nya, tapi tidak orientasi seksualnya. Padahal Islam itu satu paket. Tidak suka? harusnya ia tidak membawa2 label islam. Ini persis seperti yg dialami teman2 Ahmadiyah. Selama simbol Islam dibawa2 lalu dicampur adukkan dengan logika2 pembawanya, maka ia akan berhadapan dengan pemeluk Islam garis keras. Bahkan Karen Armstrong malah menganggap adanya sayap militant pada Islam justru itulah yg akan memperkuat Islam itu sendiri. Sebagaimana Manji pernah berkata bahkan Budhism saja memiliki pemikiran absolut. Itulah mengapa org2 Quraisy dulu enggan masuk Islam, bukan mereka tidak tahu banyak kebaikan dalam agama ini tapi juga banyak hal2 yg menurut mereka 'mengebiri' kebebasan dan mungkin diantaranya kebebasan orientasi seksual.

      Omong2 ttg sikap kritis terhadap Tuhan. Ada cerita dalam quran yg disuruh menyembelih sapi. Ummat itu minta specifik lagi jenis kelaminnya, kemudian ditentukan sapi betina. Kemudian mereka bertanya lagi warnanya apa, lalu ditentukanlah warnanya keemasan, lalu bertanya lagi ttg umurnya maka datang aturan yg lebih sulit bahwa sapi tersebut harus yg belum pernah bunting dan belum pernah dipakai membajak sawah. Betapa sulitnya ummat tersebut menjalankan ibadah karena terlampau banyak bertanya pada Tuhan... (kisah bani israil & nabi Musa a.s. dalam surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Quran)..


    • Donny Kresnadi Tuwo ‎"mungkin" pendapat disini semua benar, "mungkin" juga semua salah, "mungkin" kekerasan adalah sebuah kebenaran, "mungkin" kekerasan adalah sebuah "kebetulan"

    • Hermawan Rianto Iman tanpa takut. Beragama tanpa takut. Beribadah tanpa takut. Mempelajari tanpa takut. Seyogyanya bukan hanya utk kita tapi utk semua umat beragama.


    • Indriastuti Salim Bagaimanapun, saya sendiri lebih menekankan pada pentingnya kedewasaan menyikapi persoalan, apapun motif dan ikhwalnya. Jadi hal ini bisa saja terlepas dari isu perbedaan (agama atau ideologi). Kekerasan anak sekolah saja bisa menghancurkan, contohnya insiden pelajar SMA (Bulungan?) dengan sekelompok juru warta. Kalau di keluarga, kekerasan mengambil bentuk sebagai KDRT (baik fisik atau mental).


    • Hermawan Rianto El Jabari sebagai pelengkap Quran dan Sunnah adalah Hadist dan jangan lupa Sejarah (Nabi) dan konteks budaya bisa menjawab dan perlu dibaca untuk menjawab bbrapa ketidak mengertian. Ada banyak pembengkokan Islam atau ke bingungan tentang Islam bila mengkaji Islam secara parsial (begitu juga kebingungan terhadap agama lain kalau mengkaji dgn cara yg sama ). Sikap positif tanpa kecurigaan (dulu) membuat kita mampu mengkaji dengan jernih.


    • Soepono Sasongko dari komen2 ini sy yakin teman2 meyakini Al-Quran n Hadist, hanya imajinasinyalah yg berbeda shg daya nalarnya bergerak unt. berargumentasi. smg kita tdk slg menyakiti, memaksakaan kehendak dan tdk menciptakan ketakutan baik sesama muslim maupun non muslim


    • Tutut Handayani agree disagree...#numpang share ya mas..thanks before


    • S Malela Mahargasarie Salah satu ciri kaum terpelajar yang beradab adalah menghargai pendapat orang atau keyakinan orang lain, sekalipun keyakinan itu bertentangan dengan keyakinannya. Tidak ada orang yang boleh mengubah paksa pendapat atau keyakinan seseorang, apalagi dengan tindak kekerasan.


    • Indriastuti Salim Dan itu idealnya menyangkut banyak hal, ya PakS Malela Mahargasarie :-)


    • Hermawan Rianto Baca : sejarah Nabi Muhammad SAW mengenai Piagam Madinah, oleh PBB disebut sebagai piagam hak azasi manusia pertama didunia.


    • Adli Usuluddin Sikap kritis dan memprotes Tuhan adalah kemauan Tuhan juga....:)


    • Muhammad Sirod Rasoma Akur mas malela, itu juga yg diajarkan baginda Nabi SAW..