Allah SWT berfirman:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim ayat 24–25)
Itulah kalimat yang baik, kalimah thayyibah, "Laa ilaaha illallaah” ("Tiada Tuhan selain Allah"). Tiada yang menciptakan alam semesta selain Allah. Tiada yang menjamin, mengurus dan mencukupi rezeki selain Allah. Tiada yang maha gagah, maha perkasa yang melindungi dengan kokoh selain Allah. Tiada yang memberi ketenangan, ketenteraman, sakinah, selain Allah. Tiada yang mengangkat dan menurunkan derajat selain Allah. Tiada yang memuliakan dan menghinakan selain Allah SWT. Lalu, bagaimana dengan manusia? Benar-benar manusia ini tidak ada apa-apanya.
Tema : "Kokohnya Aqidah Kokoh pula Kehidupan"
Bersama : Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Sumber : Daarut Tauhid Jakarta
Sahabat,
Sepanjang hati kita merasa takut dan berharap kepada selain Allah, sepanjang itu pula dicabut ketenangan dan ketentraman dari hati. Jadi, apabila kita ingin bahagia, jadikanlah Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung, satu-satunya tempat berharap, dan satu satunya yang ditakuti dalam hidup. Karena tidak datang sebutir nasi pun ke piring kita tanpa izin Allah SWT. "Laa haula walaa quwwata illaa billaah" ("Tiada daya dan upaya, kecuali seizin Allah semata").
Allah SWT berfirman:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim ayat 24–25)
Itulah kalimat yang baik, kalimah thayyibah, "Laa ilaaha illallaah” ("Tiada Tuhan selain Allah"). Tiada yang menciptakan alam semesta selain Allah. Tiada yang menjamin, mengurus dan mencukupi rezeki selain Allah. Tiada yang maha gagah, maha perkasa yang melindungi dengan kokoh selain Allah. Tiada yang memberi ketenangan, ketenteraman, sakinah, selain Allah. Tiada yang mengangkat dan menurunkan derajat selain Allah. Tiada yang memuliakan dan menghinakan selain Allah SWT. Lalu, bagaimana dengan manusia? Benar-benar manusia ini tidak ada apa-apanya.
"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yunus ayat 107)
"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?" (QS Faathir ayat 2–3)
Adakah pemberi rezeki selain Allah? Pergilah kita ke mana saja, mengiba kepada siapa saja, andaikata Allah belum membuka pintu rezeki untuk kita, maka tidak akan ada satu pun solusi. Maka, mulailah segala urusan dengan berhubungan dengan Allah. Terlalu sedikit ilmu kita, terlalu terbatas kemampuan dan wawasan kita dalam menyelesaikan masalah.
Setidaknya ada enam langkah yang kita tempuh untuk meraih pertolongan Allah SWT ketika masalah menimpa kita, di antaranya:
1. Segeralah bertaubat kepada Allah SWT.
Boleh jadi masalah yang menimpa kita adalah akibat dari maksiat yang kita perbuat sebagai teguran dari Allah. Maka perbanyaklah mohon ampun dengan beristighfar, minta maaf kepada siapa saja yang pernah kita zhalimi dan bertekadlah untuk tidak mengulanginya lagi serta menjauhi hal hal yang akan kembali menjerumuskan ke dalam kemaksiatan.
Firman Allah SWT: "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."
(QS Ali ‘Imran ayat 133)
2. Perbaiki kualitas shalat kita.
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah ayat 153)
Apabila seseorang dikaruniai kenikmatan dalam Shalat itu pertanda urusannya sedang diselesaikan oleh Allah. Daripada memikirkan masalahnya, lebih baik berfikir bagaimana agar bisa Sholat dengan Khusyu. Karena do’a yang paling utama dan sempurna adalah ketika Shalat dan setelah Shalat. Maka sempurnakanlah Shalat yang terbaik, Shalat yang berkualitas.
3. Bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT.
Rahasia munajat dan doa yang baik adalah, kita tidak ada apa apanya sedangkan Allah segala galanya. Akui kekotoran diri dihadapan Allah yang Maha Suci. Akui kelemahan diri dihadapan yang Maha Gagah dan Maha Perkasa. Akui kebodohan diri dihadapan-Nya yang Maha Sempurna pengetahuan-Nya.
Allah SWT berfirman: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A’raaf ayat 55)
4. Shadaqah mengubah dari satu taqdir ke taqdir yang lain.
Shadaqah yang paling sempurna nilainya adalah memberikan apa yang paling dicintai. "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS Ali ‘Imran ayat 92)
Bagaimana agar mudah bershadaqah?
Caranya, yakinkan diri bahwa apapun yang kita miliki adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita untuk menolong kita sebagai solusi ketika ada masalah. merasa apa yang akan disedekahkan itu sebagai milik kita adalah sebab kita bersifat bakhil.
5. Memperbanyak dzikir.
Tentu saja dzikir tidak hanya di bibir semata, melainkan hati jualah yang akan terpaut dengan dzikir lisannya. Dan bukan bilangan namun kualitas dari dzikirnya, yang membuat tergetarnya hati dan bertambahnya keimanan. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal ayat 2)
6. Husnuzh-zhan (berbaik sangka) kepada Allah SWT
Berprasangkabaiklah kepada Allah bahwa pertolongan akan datang ketika kita memohon pertolongan kepada-Nya. Semangat dan optimislah ketika ada masalah karena Allah maha penolong hamba-Nya. Dan Allah sesuai dengan prasangka hamba kepada-Nya.
Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah berfirman: "Ana 'inda Zhonni ‘abdii bii" ("Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.")
Lalu bagaimana dengan ikhtiar kita?
Apabila kita sudah mendekat kepada Allah dengan Taubat yang sungguh sungguh, Shalat yang berkualitas, Munajat yang bulat keyakinan akan jaminan Allah, Shadaqah terbaik dari yang kita miliki, Berdzikir selalu dan hati yakin terhadap janji Allah SWT, maka sesulit apapun persoalan hidup kita pasti ada solusinya. Allah yang akan menuntun ikhtiar kita.
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
(QS Ath-Talaq ayat 2–3)
Jadi…marilah kita perbaiki urusan dengan Allah SWT, Insya Allah urusan kita dibereskan-Nya. Itulah sekelumit kiat yang semoga bermanfaat dalam menikmati hidup, menghadapi persoalan dan merasakan indahnya kebersamaan dengan Allah SWT.(d2g)
Wallaahu a’lam bish-shawaa.
No comments:
Post a Comment