Khatib : Dr muslih, MA *)
Awal-awal kelahiran kita di dunia :
Saat itu kita tdk tau apa-apa, kemudian mulai mendengar, melihat, lalu bertahap mulai menggunakan anggota badan untuk mengambil sesuatu dan berjalan, kemudian bertahap pula menggunakan akal & fikiran sehingga mencapai dewasa. Kita Mampu mandiri, bekerja, berkarya untuk hidup ini, baik sebagai petani, pedagang, pegawai (baik swasta maupun peg. Negeri), pengusaha, dlsb.... Kalaulah kita menyadari, kita dapat karunia tak terhingga banyaknya. Setelah kesuksesan diraih, tak jarang manusia bangga dan meng-klaim mampu berdiri sendiri dan merasa hebat, kuat dan mampu mengalahkan orang lain.
Dirinya lupa siapa yg telah memberi potensi, menyediakan sarana & prasarana itu smua. Seharusnya atas karunia itu semua kita harus mengucap Alhamdulillah, ucapan yg harus dihayati maknanya. ucapan sebagai bentuk syukur kita kepada Allah yg maha pengasih dan penyayang. Setelah itu kita harus menjaga rasa syukur tsb dan meningkatkannya.
Anugerah rasa syukur membuat dirinya sejahtera lahir batin. Hal ini juga akan membawa kemashlahatan dunia akherat. Mereka yang tidak bersyukur akan menghadapi kehidupan dunia yang belum tentu sejahtera, sementara di akherat mendapat siksa yang pedih.
Contoh sikap yang tepat ketika kita mendapatkan anugerah adalah seperti yang terjadi pada Nabi Sulaiman AS seperti yang diceritakan pada Surah An-Naml (18-19) berikut ini...
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; (18)
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (19)
Selain tidak takabur, Nabi Sulaiman pun menyadari bahwa anugrah itu juga menjadi ujian bagi dirinya.
Kisah singgasana yang berpindah (selengkapnya dapat dibaca di blog Pelajaran dari Surat An-Naml (Kisah Raja Sulaiman) - Rinaldi Munir) tidak membuat Nabi Sulaiman AS berjumawa, malah ia semakin bersyukur pada Allah SWT sebagai pemilik semua karunia di jagat raya ini. Q.S. An-Naml: 40
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (40)
Dalam ayat tersebut kita melihat betapa tingginya akhlak Nabi Sulaiman AS. Anugerah yang luar biasa dimilikinya itu tidak membuatnya takabur, ujub dan lupa diri. Di situ juga dijelaskan bahwa rasa syukur sebenarnya sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri, sebagai "self healing" bagi pribadi-pribadi manusia di dunia ini.
Hidup Zuhud
(lengkapnya dapat dilihat pada Blog Khairul Azzam : Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Mempersedikit Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran" )
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Lihatlah kepada orang yang tarafnya ada di bawahmu semua dan janganlah melihat orang yang tarafnya ada di atasmu semua -dalam hal keduniaan. Sebab yang sedemikian itu lebih nyata bahwa engkau semua tidak akan menghinakan kenikmatan yang dilimpahkan atasmu semua itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Ada Pengalaman dari seorang dokter, satu pagi pergi ketika ia akan pergi ke poliklinik seperti biasa, Ia menaikkan seorang pemuda dalam mobilnya. Pemuda tersebut ternyata adalah pasien yang akan diamputasi. salah satu tangannya. Wajah pemuda tsb dalam kaca spion tampak selalu berseri. Sepanjang perjalanan dokter itu mengajak pemuda mengobrol tapi tak sekalipun menanyakan masalah pada tangan pemuda tsb, agar ia tak tersinggung, sampai kemudian pemuda itu berkata : "Saya heran mengapa banyak orang bertanya tentang bagaimana kabar saya tentang berita bahwa tangan saya akan diamputasi. Tadinya memang membuat saya khawatir bahkan sampai saya hampir-hampir hilang ingatan. Tapi kemudian saya mengingat karunia Allah pada diri saya, betapa saya masih diberi kesempatan untuk hidup dan berkarya dalam hidup saya. Memang tangan saya ini akan diamputasi, tetapi dibandingkan karunia lain yang Allah berikan, ini sungguh tidak berarti. Bahkan, dengan diamputasinya tangan saya ini, saya malah lebih bersyukur kepada-Nya.." Saat pemuda itu meminta sang dokter menghentikan kendaraannya dan berlalu seraya tak lupa mengucap terima kasih, sang dokter berkata dalam batinnya : "Tidak, sesungguhnya akulah yang harus berterima kasih karena engkau mengajarkan hikmah kehidupan yang luar biasa pada diriku tentang rasa syukur dalam hidup ini"
*) isi khutbah telah saya modifikasi tidak persis sama yang disampaikan khatib yang bersangkutan, karena saat khutbah saya mengetik bagian-bagian yang dapat saya catat via telepon genggam. Selebihnya saya edit sendiri dengan tambahan dari sumber-sumber di internet.
No comments:
Post a Comment