09 March 2018

CROWD, kekuatan baru DPP HA IPB

Jika dalam negara ada unsur AGBC (Akademisi, Goverment, Business & Community) maka dalam organisasi DPP HA IPB memiliki PDKC unsur Pengurus Pusat (DPP), unsur Kampus (diwakili Komisariat Fakultas), Perwakilan Daerah (dijewantahkan dalam DPD) dan satu unsur lagi yang tak kalah pentingnya adalah CROWD dalam media sosial.

CROWD (keriuhan / social interaction) dibentuk tidak berdasarkan struktur atau fungsional organ HA, tetapi terbentuk karena kedekatan emosi, hobby, ideologi / politik, kesamaan angkatan, bidang atau rumpun studi dan unsur perekat lainnya.

Jika organ dan struktur dibentuk dan bekerja dengan pola deduktif dalam mendefinisikan diri, program dan tujuan program, maka CROWD berjalan dengan pola induktif. Tergantung siapa yang punya inisiatif kuat, punya bargain sosial (Social Authority) dan faktual terhadap kebutuhan real time saat itu juga. Organisasi merencanakan, sementara CROWD mengalir laksana air. Air tak bisa dibendung, jika pun itu dilakukan maka akan menghasilkan tekanan pada bendung-nya, jika konstruksi bendungnya ada bolong-bolong maka ia akan tersalurkan pada saluran yang tidak bisa dikelola, bahkan bendung tersebut bisa jebol tak kuat menahan tekanan.

Sifat CROWD yang bebas dari "kekakuan" organisasi akan bergerak lincah menelurkan "program-program" yang ada. Mereka tidak akan menjadikan hal ini beban berlebihan karena tidak ada perencanaan sebelumnya. Eksekusi sangat tergantung dari siapa champion yang menelurkan ide/gagasan, dan seberapa antusias member dari CROWD membantu inisiatif tadi: Tim inisiator, tim penggerak dan banyak eksekutor.

Struktur nanti akan terbentuk pada akhirnya, dengan mengikuti stratifikasi sosial yang ada: kompetensi, senioritas, akses pada sumber daya dan ketokohan dalam Crowd itu sendiri.

Facebook HA IPB dibentuk berdasarkan crowd, akun2 alumni bergerak menanggapi inisiatif Kang Andri P Nur (Sosek 18) untuk menambah jumlah member sebanyak2nya. Admin dibuat banyak, setting member baru dibuat terbuka. Kemudian setelah tercapai jumlah yang dirasa cukup diserahkan kepada pengurus DPP sebagai bagian kekuatan organisasi. Perfect!

FB HA IPB kemudian banyak melahirkan sub-group yang lebih homogen. Komunitas2 ini dibentuk juga mengikuti logika CROWD tadi. Teknologi media sosial memungkinkan implementasinya bersifat Cepat, Individual dan Mudah. Jika organisasi tidak cerdas memahami ini, maka ia akan menjadi "Sosok tua" yang tergopoh-gopoh menghadapi derasnya perubahan.


Ada contoh posting menarik di grup FB HA IPB, yaitu peluang akses mengelola lahan tak terpakai di sebuah wilayah. Inisiatif ini jika dikelola melalui mekanisme struktur organisasi tentu akan lama dan birokratis. Maka saya kemudian menyuarakan agar mekanisme CROWD berjalan. Pengurus yang terkait dapat ikut menjadi bagian CROWD tsb kemudian sebisa mungkin bersinergi dengan struktur. Fikiran yang mengemuka adalah bagaimana agar ide itu "it works!", seraya membuat model sistematis agar bisa direplikasi di wilayah lain atau bersinergi dengan perangkat HA IPB: DPD dan DPK misalnya.

Maka jika demikian, rumah bersama yang dibangun dengan susah payah ini akan terasa manfaat besarnya. Unsur kekuatan baru HA IPB semakin terasa bagi semua.

Alumni bersatu, Indonesia Maju..!
Alumni berdaya, Indonesia Jaya..!




Sirod M. Rasoma
Ka. Dept Online (Sub Bidang KOMINFO)
Digital Strategists Arah Angin Visimedia, PT

Tulisan ini adalah opini Pribadi.

No comments:

Post a Comment