Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman?
Siapa bilang kreativitias hanya milik orang muda?
Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif?
 Menurut  Carol  K  Bowman  (Creativity  in Business), setiap orang memiliki   kreativitas.  Bahkan,  mereka  yang  sudah di atas 45 tahun sekalipun masih
 dianugerahi  kemampuan  untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih
 berfungsi,  kreativitas  masih  mengalir  dalam  diri seseorang. Lalu, jika
 demikian  mengapa  banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka
 secara optimal?
    Ternyata  ada  banyak  hambatan  untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat
 Anda  simak  disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa
 diantaranya  dapat  Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan
 untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.
 
 Hambatan 1: Rasa Takut
 "Mengapa  kamu  tidak  mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan
 ini  dengan  lebih  cepat?"  "Ah,  saya  takut gagal. Kalau saya gagal atau
 salah,  saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai
 dengan  yang  diperintahkan. "  Yah,  rasa  takut  gagal, takut salah, takut
 dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir
 kreatif.  Tahukah  Anda  bahwa  Abraham  Lincoln  sebelum menjadi presiden,
 berkali-kali  kalah  dalam  pemilihan  sebagai  senator  dan juga presiden?
 Tahukah  Anda  bahwa  Spence  Silver  (3M) yang gagal menciptakan lem kuat,
 akhirnya menemukan `post-it' notes?
 Hambatan 2: Rasa Puas
 "Mengapa  saya  harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah
 nyaman."  "Saya  sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata
 bukan  masalah  saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan
 kenyamananpun  bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang
 diraihnya,  serta  telah  merasa  nyaman  dengan  kondisi  yang dijalaninya
 seringkali  terbutakan  oleh  rasa  bangga  dan rasa puas tersebut sehingga
 orang  tersebut  tidak  terdorong  untuk menjadi kreatif mencoba yang baru,
 belajar  sesuatu   yang  baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple
 Computer  yang  pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah
 tergilas
 oleh  para  pemain  baru  di  industri  ini karena Apple telah terpaku pada
 keberhasilannya  sebagai  yang  nomor  satu,  sehingga menjadi lengah untuk
 menawarkan  sesuatu  yang  baru  pada  target  pasar  sampai perusahaan ini
 terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple.
 Namun,  belajar  dari  kesalahan,  Apple  berusaha  bangkit  kembali dengan
 produk-produk baru andalan mereka.
 
Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
 "Coba-coba  yang  baru?  Aduh  mana  sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada
 habis-habisnya. "  Apakah  kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti
 rutinitas  pernah  menjadi  hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan
 Anda  untuk  berpikir  kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus
 untuk  mengisi  `kehausan'  Anda  akan kreativitas, misalnya baca buku tiap
 minggu  (anda  bisa  menemukan  ide  brilian  yang bisa Anda adaptasi, atau
 perbaiki),    perluas    lingkungan    sosial    Anda    dengan   mengikuti
 perkumpulan- perkumpulan  di  luar  pekerjaan  Anda (siapa tahu Anda bertemu
 dengan  orang-orang  yang  bisa  mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah
 Anda  bahwa  Mariah  Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya
 sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk
 ke  lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum
 akhirnya  bertemu  dengan  produser  musik  yang bersedia mensponsori album
 pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?
 Hambatan 4: Kemalasan Mental
 "Untuk  mencoba  yang  baru  berarti  saya harus belajar dulu. Aduh, susah.
 Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar."
 "Memikirkan  cara  lain?  Wah,  sekarang  saja sudah banyak yang harus saya
 pikirkan.  Lagipula  memikirkan  cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan
 saya  saja  yang  memikirkannya. "Ini  merupakan  beberapa  contoh kemalasan
 mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang
 yang  malas  menggunakan  kemampuan  otaknya  untuk berpikir kreatif sering
 tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas
 untuk  mengasah  otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba
 yang  baru.  Tahukah  Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha
 untuk  memikirkan  cara  yang  lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai
 puluhan  kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang
 akan  terjadi  jika  pada  kegagalan  pertama,  Edison malas berpikir untuk
 mengasah    kreativitasnya   dan   melanjutkan   ke   eksperimen-eksperim en
 berikutnya?
 Hambatan 5: Birokrasi
 "Saya  bosan  menyampaikan  ide  lagi.  Ide  saya yang enam bulan lalu saya
 sampaikan,  belum  ada  kabarnya  apakah  diterima  atau tidak?" Seringkali
 karyawan  atau  pelanggan  mengeluh  karena  ide  atau  usulan mereka tidak
 ditanggapi.  Hal  ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan
 yang  lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi
 seperti  ini  sering  mematahkan  semangat  orang  untuk  berkreasi ataupun
 menyampaikan  ide  dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi,
 semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan
 tidak  bisa  langsung  terdeteksi oleh top management karena harus melewati
 rantai  birokrasi  yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di
 bidang  manajemen,  banyak  organisasi  dunia  yang  sekarang  memecah diri
 menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar
 bisa  lebih  gesit  dalam  berkreasi  menampilkan  ide-ide  segar bagi para
 pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
 Hambatan 6: Terpaku pada masalah
 Masalah   seperti   kegagalan,   kesulitan,   kekalahan,   kerugian  memang
 menyakitkan.  Tetapi  bukan  berarti  usaha  kita untuk memperbaiki ataupun
 mengatasi  masalah  tersebut  harus terhenti. Justru dengan adanya masalah,
 kita  merasa  terdorong  untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara
 lain yang lebih baik, lebih cepat, lebihefektif. Tahukah Anda bahwa Colonel
 Sanders  menghadapi  kesulitan  dalam  menjual resep ayam goreng tepungnya?
 Namun,   ia   tidak   terpaku  pada  kesulitan  tersebut,  ia  memanfaatkan
 kreativitasnya  sampai  akhirnya  ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri
 resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam
 goreng  tepung.  Idenya  ini  terbukti  manjur membukukan suksesnya sebagai
 salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.
Hambatan 7: "Stereotyping"
 Lingkungan  dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum
 terhadap  sesuatu  (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir
 kreatif.  Misalnya  saja  pada  zaman  Kartini, masyarakat menganggap bahwa
 sudah  sewajarnyalah  jika  wanita  tinggal  di  rumah  saja,  tidak  perlu
 pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah.
Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima
 saja  semua  pandangan  umum  yang  berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin
 Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan
 para  wanita  profesional,  misalnya:  mendapatkan  layanan  dokter wanita,
 menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru
 wanita,  mengirim  diplomat  wanita  sebagai  duta  Indonesia,  atau bahkan
 dipimpin  oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara)
 wanita.
 Kreativitas  memang  masih  harus  ditunjang dengan senjata sukses lainnya.
 Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa
 menggeser   mereka   yang  tidak  memanfaatkan  kreativitas  mereka.  Lalu,
 bagaimana  jika  Anda  mengalami  hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas
 Anda?  Tidak  perlu  panik.  Kenali  hambatannya, atasi, dan ambil tindakan
 untuk  mengasah  kembali  kreativitas  Anda.  Kreativitas itu ibarat sebuah
 intan,  semakin  diasah  semakin  berkilau.  Jadi  sudah siapkah Anda untuk
 membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?
 Selamat mencoba !!
Be creative.
artikel yg cukup menggugah motivasi dikala bisnis lagi bermasalah
ReplyDeletethx