06 July 2009

Bisa saja saya murtad dari memilih SBY

Artinya, saya bisa saja berubah haluan jika para kandidat itu melakukan hal-hal konyol dalam berkampanye. Atau mereka terlalu jaim dan munafik untuk menyatakan pandangan-pandangan atau pilihan-pilihan tidak populer mereka ke publik. Karena dalam media alternatif, kita bisa dengan mudah mencari, membaca dan menganalisa blunder politik dibanding kita sebagai pemirsa TV analog yang cuma bisa memencet tombol channel lainnya jika kita bosan dengan ocehan para kandidat.

Era kampanye dalam dunia visual sangat menguntungkan banyak pihak. Televisi, Blogger, Fesbuker dan Politikana geek :). Betapa tidak, kita dengan mudah mengakses berbagai informasi tentang para capres dan cawapres kita lewat berbagai media.



  • Di Twitter : SBY, JK dan Mega.

  • Di Facebook : SBY, JK, dan Mega.

  • Blog :

    • megaprabowo.com

    • sbypresidenku.com

    • jklebihbaik.com

Media-media alternatif (kalau terpaksa kita membagi dua dengan media mainstream) tersebut, cukup mempengaruhi para pemilih dan opini, terutama di kalangan terpelajar dan yang memiliki akses internet dengan baik (bisa jadi yang punya akses internet tidak terpelajar :D ). Walaupun pengguna internet kita masih sedikit, tetapi setiap tahunnya meningkat terus. Menurut APJI, saat ini pengguna internet di Indonesia sekitar 25 juta orang, suatu jumlah yang signifikan untuk meraup suara.

Sebagai salah satu pengguna Internet di Indonesia baik blog, media internet sosial semacam fb, twitter, atau flickr saya memandang diri saya cukup kritis terhadap pilihan saya (Narsis mode: ON :D ).

Artinya, saya bisa saja berubah haluan jika para kandidat itu melakukan hal-hal konyol dalam berkampanye. Atau mereka terlalu jaim dan munafik untuk menyatakan pandangan-pandangan atau pilihan-pilihan tidak populer mereka ke publik. Karena dalam media alternatif, kita bisa dengan mudah mencari, membaca dan menganalisa blunder politik dibanding kita sebagai pemirsa TV analog yang cuma bisa memencet tombol channel lainnya jika kita bosan dengan ocehan para kandidat.

Lebih dalam lagi, saya hanya ingin mengatakan, bisa saja saya murtad dari memilih SBY karena :

come on, ini era keterbukaan! generasi sekarang adalah generasi yang malas bertanya tapi tetap googling!
generasi yang tidak mau mendengar sesuatu yang tidak indah didengar, sehingga mereka menutup telinga mereka dengan earphone-nya handphone music atau IPod
generasi yang memilih apa yang mereka tonton, bukan cuma dengan televisi berbayar tapi juga youtube!

  • Tidak mengkontrol tim kampanye yang blunder. Mulai dari kasus Ruhut, Rizal sampe Andi.

  • Asal bikin iklan. Menurut saya, iklan INDOMIE-nya SBY adalah sebuah blunder hebat dari seorang lulusan IPB bergelar Doktor. hal ini hanya akan dijadikan celah serangan dari pihak lawan. Iklan ini juga membiarkan pikiran kita berasumsi macam-macam antara SBY dan Group Salim yang terlebih dahulu mengiklankan INDOMIE dengan themesong yang sama.

  • Tidak konsisten terhadap pendukunya sendiri. Bagaimanapun, Denny JA sudah melakukan sesuatu, mengapa SBY tidak mengakui bahwa mereka memang menginginkan satu putaran? sikap kikuk dengan body language yang berbohong benar-benar membuat saya kecewa.

  • ...

titik... titik... tersebut akankah bertambah?dan membuat saya pada tanggal 8 berubah pilihan?

atau? apakah saya harus Golput untuk menggantikan Sujiwo Tedjo karena dia memilih kandidat yang lain? wallahu alam...

No comments:

Post a Comment