12 January 2014

Mengapa saya mendukung Prabowo untuk Presiden RI 2014 - 2019 (Part 2)

Setelah memberikan gambaran sekilas tentang dukungan saya untuk Jokowi, maka berikut ini akan saya kemukakan alasan-alasan rasional mengapa saya mendukung Prabowo Subijanto sebagai calon presiden RI masa bakti 2014-2019. 

Prabowo Subijanto, masa remaja
Prabowo lahir dari salah satu keluarga elit di negeri ini. Saya sebut elit karena ayahanda beliau, Prof. Sumitro Djojohadikusumo adalah tokoh terpandang negeri ini. Sumitro juga merupakan mertua dari  Soedrajad Djiwandono, dan juga besan dari mantan Presiden Indonesia, Soeharto karena Prabowo menikahi salah satu putri Pak Harto yaitu Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. Kalau ditarik lagi ke atas, Prabowo merupakan cucu dari  Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS (Dewan Pertimbangan Agung) pertama dan anggota BPUPKI. Dan jika diselusuri lebih jauh lagi, leluhur Prabowo adalah Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama. Dari segi "darah" dan keturunan, kita mustinya tidak meragukan lagi komitmen Prabowo untuk bangsa ini. Dia lahir dari keluarga pejuang, keluarga ningrat terhormat yang membangun kehormatan bangsa ini. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter kebangsaan Prabowo sedari kecil.


Prabowo Subijanto : di awal karir militer

Sebagai salah satu anak keturunan pejuang dan pejabat penting, Prabowo tak kesulitan mendapatkan pendidikan berkualitas dari keluarganya. Ia sekolah di American School London, Inggris lulus tahun 1969, lalu melanjutkan ke Akabri Darat Magelang (1970-1974), lalu Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD. Setelah itu beliau berkarir di dunia militer dari tahun 1974 s.d. 1998 yang diakhiri dengan fitnah, kecaman dan pengucilan dari bangsanya sendiri. Prabowo dicitrakan sebagai: penyiksa orang-orang tak bersalah di Timor Timur, penculik para aktivis pro-demokrasi, otak kerusuhan dan perkosaan di Jakarta bulan Mei 1998, konspirator kudeta yang gagal yang mencoba menyandera seorang presiden Indonesia. Silahkan baca sumber-sumber di media/internet, begitu jelas permusuhan pada Prabowo. Karir Prabowo yang dimulai dari Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976) lalu diakhiri sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus - Danjen Kopassus (1996-1998), Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998) dan Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998) habis terkikis oleh "ketidakseimbangan" berita dari media yang memojokkan beliau sehingga sang ksatria ini harus mengungsi dan menenangkan dirinya ke luar negeri.


Jendral Prabowo Subijanto di antara pasukan elit kebanggaan RI : KOPASSUS

Mungkin bukan hal yang aneh, anak-anak dari kalangan elit di negeri ini tiba-tiba menduduki pos-pos penting di birokrasi atau militer. Hanya saja, di antara kalangan elit tsb, pasti ada persaingan baik sehat maupun tidak sehat yang membuat mereka pantas atau tidak pantas menduduki kedudukan terhormat. Prabowo Subijanto (PS) sudah membuktikan pada dunia yang digelutinya yaitu di militer, bahwa dalam 24 tahun karir kemiliterannya, ia bisa membuktikan sebagai salah satu prajurit militer terkuat dan terbaik yang kita punya. Sistem rekrutment militer kita termasuk salah satu terbaik di dunia, Kopassus adalah salah satu pasukan elit terbaik di dunia. Di jelaskan dalam salah satu acara di Discovery Channel Military tentang pasukan khusus terbaik di dunia (Top Elite Special Forces In The World). Seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan parameter-parameter tertentu, dan tentu saja dihimpun juga pendapat-pendapat dari berbagai pengamat militer dan para ahli sejarah. Menurut siaran tersebut terlihat hasil yang cukup membanggakan kita semua. Bahwa pasukan elit pertama ditempati oleh SAS (Inggris), peringkat kedua MOSSAD (Israel), dan peringkat ketiga adalah KOPASSUS (Indonesia). Narator dari Discovery Channel Military menambahkan mengapa pasukan khusus Amerika Serikat tidak masuk peringkat, ternyata dikarenakan mereka terlalu bergantung pada peralatan yang berbasis teknologi super canggih, akurat dan serba digital.

Prestasi PS sendiri di dunia militer adalah sbb : Membunuh pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato. Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo, pada tanggal 31 Desember 1978;  memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma yang berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka - 5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman; Memimpin dan memprakarsai Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest yang berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal, tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini mulai bergerak pada tanggal 12 Maret 1997 dan berhasil mencapai puncak Everest pada 26 April 1997. Prabowo menulis : "..Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" tulis Prabowo dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'. Seorang fighter sejati dimiliki bangsa ini...



  

1 comment: