01 August 2017

Bicara soal garam

Kita memang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, tetapi tidak berarti punya pantai yang panjang itu industri garam serta merta dapat didirikan di sana semuanya. Untuk membangun industri butuh pekerja, akses transportasi dan fasilitas pendukung lainnya.

Setahu saya salinitas laut itu berbeda-beda, hanya pantai dengan salinitas air laut yg tinggi dengan cuaca terik matahari yang mendukung yg cocok dijadikan tambak-tambak garam. Jadi jangan heran kalau tambak-tambak garam itu umumnya di titik-titik tertentu di pulau jawa saja.

Garam itu ada garam industri dan garam dapur. Keduanya punya spesifikasi teknis yang berbeda. Garam untuk dapur lebih mudah diproduksi di dalam negeri karena secara umum tidak membutuhkan teknologi lanjutan untuk memproduksinya. Thus, garam-garam dari petani tambak itu sebenarnya sudah bisa langsung dipakai sebagai bumbu masak (walau belum ber-yodium).

Sementara garam industri digunakan karena proses industri benar-benar membutuhkan NaCl (Na+ & Cl-). Contoh dalam proses pelunakan air di pengolahan air bersih, garam digunakan sebagai regenerant dan mencuci balik (backwash) media filter agar tidak jenuh karena menyerap Ca+ atau Mg+ yang menaikkan hardness air.

Produksi garam di Australia

Industri hilir kita karena banyaknya "mulut" yang harus disuapi produk pangan, kapasitasnya tidak berbanding dengan kemampuan suplay di hulu-nya. Bukan hanya kasus garam saja, misalnya tempe dari kedelai atau bakso dari daging sapi, sampai sekarang negeri ini tidak mampu memasok kebutuhan bahan bakunya yg terus bertambah.

Teknologi desalinasi (penyulingan) air laut di Australia kabarnya juga menambah pasokan berlimpah mereka untuk garam industri. Karena selain dari laut, kabarnya negeri kangguru itu juga memproduksi garam dari tambang-tambang. Saya dan beberapa kawan di Indonesian Water Association insyaallah mampu kalau "hanya sekedar" menyuling air laut, tetapi jika satu proses itu juga bisa menghasilkan garam NaCl berkualitas tinggi, kami belum menguasai expertise ini.

Kalau pemerintah berniat serius untuk mengembangkan industri ini, kami siap membantu. Hanya saja sebagai kumpulan praktisi, kami tidak terbiasa berlama-lama dalam seminar dan presentasi teoritis. Jika ada langkah-langkah bisnis (baik B to B atau B to G) yang diinisiasi pemerintah yang menguntungkan kedua belah pihak saya kira kami akan menyambut dengan gembira.

Referensi:
















Muhammad Sirod
sirod@arus.co.id
Hp. 0811 995 3216

No comments:

Post a Comment