Adi Sasono: Langkah Mega Hanya Basi-basi Politik
29 Mar 2003 9:45:16 WIB
TEMPO Interaktif, Solo: Mantan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Adi Sasono menilai Indonesia sebenarnya dapat memberi kontribusi besar bagi perdamaian dunia melalui peran diplomasi.
Peran tersebut dapat dilakukan dengan cara memprakarsai kembali pertemuan negara-negara poros Asia-Afrika, Gerakan Non Blok maupun melalui Organisasi Konferensi Islam. Hanya upaya tersebut memiliki konsekuensi berhadapan dengan Amerika dan, menurut Adi, Presiden Megawati tidak bisa diharapkan dapat berbuat banyak, apalagi mengikuti jejak mendiang ayahnya, mantan presiden Soekarno.
"Saya kira Megawati sudah tidak bisa berbuat lebih dari yang sekarang ini. Apa berani dia seperti Soekarno yang terang-terangan menentang kesewenangan negara barat dan mengambil langkah menghadapi PBB yang anti-demokrasi dengan mempertahankan hak veto bagi lima negara pemenang Perang Dunia II," ujar Adi Sasono kepada wartawan di Solo, Jumat (28/3) malam.
Mantan Menteri Koperasi semasa Habibie berkuasa itu juga mengatakan bahwa Megawati tidak berani untuk berbuat banyak dan tidak bisa diharapkan lebih dari sekedar basa-basi politik. Langkah Mega yang mengecam agresi AS ke Irak serta menolak memberikan dukungan kepada AS hanya merupakan sikap basa-basi karena ada gelombang tekanan dari berbagai elemen masyarakat.
"Jangan terlalu banyak berharap pemerintahan Megawati sekarang ini akan mengambil langkah tegas terhadap kesewengan Amerika di muka bumi. Jadi kalau menuntut lebih jauh lagi dari itu maka kita sendiri yang akan kecewa. Menghadapi Singapura ataupun Malaysia saja pemeritahan kita ini tidak berani kok, apalagi dituntut berseberangan sikap secarta tegas dengan Amerika," tegasnya.
Adi menilai agresi militer pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak sebagai tragedi kemanusiaan yang dikendalikan oleh nafsu predator kapitalisme global. Pernyataan Bush bahwa aksi militer tersebut sebagai perang pembebasan merupakan bualan omong kosong belaka. Sebab kenyataan alasan utama perang tersebut untuk penguasaan minyak di Irak dan nantinya merembet ke negara-negara Timur Tengah lainnya.
"Perang ini tidak ada hubungannya dengan pelucutan senjata atau terorisme internasional, namun murni karena mereka hanya menginginkan minyak. Sepertinya halnya ketika Amerika menyerang Afganistan dulu. Waktu itu karena Taliban berani berulah maka dihabisi oleh Amerika, sebab Afganistan adalah jalur minyak menuju Amerika Motif perang kali ini adalah karena Saddam Hussein berani melakukan penentangan kepada Amerika," tandasnya. (imron rosyid)
No comments:
Post a Comment