21 April 2003

Kaspul Anwar >> Wiraswastawan/wati dari Fateta

Dulu saya pernah kirim contoh-contoh wiraswastawan/wati dari Fateta
yang rada-rada sukses ( kalo omzet Indofood sebagai patokan
tertinggi), nah kebhetullann sekali, hari Rabu, 8 Mei 2003 saya
bertemu lagi dengan TPG 25, Mashudi (saya susah sekali manggil dia,
Mas Mashudi atau Mas Hudi ?)

Hasil pertemuan kurang lebih 30 menit tersebut adalah sebagai
berikut :
- Bapak itu punya pabrik Jelly yang cukup luas di daerah
Cibadak (dekat Leuwiliang), dan setiap minggu mengirim kurang lebih 2
kontainer ke Jawa Timur saja (blum daerah lain)
- Daerah pemasaran meliputi Lampung, Riau, Sumsel, Jawa-Bali,
Kalimantan (lewat Sby)
- Untuk omzet lokal, dia melepas kurang lebih 2000 karton @ 288
cup jelly per minggu, dan juga tambahan nata de coco titipan rekannya
(dia sudah tidak produksi nata, tapi hanya Jelly dengan merek yang
menurut saya cukup provokatif : Trapicol
- Karyawan kurang lebih 600 orang dalam satu shift.
- Tahun ini sudah membangun pabrik tambahan lagi di belakang
pabrik lama
- Tahun 1993, ketika saya mau KKN, saya belajar bikin nata di
pabrik kecil kontrakan dia di Cibanteng, ketika itu amat sederhana.
- Wiraswasta adalah pilihan menggiurkan, ketika waktu telah
menjawabnya, ketika saya ketemu lagi 10 tahun kemudian, sungguh amat
sangat berbeda.
- Saya tidak bicara perusahaan yang memulai dengan modal besar,
tidak, itu tidak terlalu menarik dari segi mempelajari kewiraswastaan.

Bila Ibu Hotniars mau melihat atau mungkin menyerap suasananya dulu,
silakan hubungi saya di 08129 173 710 atau 0856 85 82 598 agar nanti
bisa saya sampaikan ke Mas Hudi, soalnya saya juga ditunggu dia kapan-
kapan untuk sekedar ngalor kidul sekenanya ngobrol.

Jadi kalau mengikuti training juga bagus, tapi saran saya sih, kenapa
harus berguru kepada orang yang belum pernah menjadi wiraswasta?
Apalagi teroristis saja, bukan praktikal

Contoh lain neh, Halo pak Simon Jo! Masih ikut milis ini ngga ya?
Beliau adalah direktur marketing Bintang Joetoeh, orang di belakang
omzet 600 milyar per tahun extra joss dan komix, dan ketika tahun
kemarin di milis ini beliau begitu merendah hatikan dirinya tentang
kewiraswastaan (he hehe, katanya dia bukan wiraswastawan, tapi masih
kuli, eh kuli dengan gaji 600 juta per tahun jarang-jarang juga lho
Pak), ternyata tahun ini sudah bikin perusahaan sendiri, kalo nggak
salah di bidang konsultan pemasaran ya Pak? Kayak Pak Handi Irawan,
alumni TPG.

Atau juga itu Bapak kita yang jadi bossnya IFS di jalan proklamasi
75, rasanya bisa jadi narasumber, …

Singkat kata sih Bu Hotniars, saran saya, mungkin lebih baik ke
person yang berkaitan langsung dengan wiraswasta itu, dalam artian
telah menjalani sendiri jatuh bangunnya sebuah usaha. Dalam hal ini
bukan berarti hal yang teroristis tidak baik, bukan begitu, tapi
biasanya kalo hal yang teroristis adalah dalam mendalami peraturan
pemerintah yg terkait dengan usaha sendiri, misalnya izin, bank, dll

Saya termasuk alumni yang nyesel, kok nggada pengantar akuntansi dulu
di TIN, atau pengantar perpajakan, atau pengantar eksprot-improt,
sayang sekali, rasa-rasanya akan menjadi faktor akselerasi jika ada,
nggak perlu bayar konsultan segala.

Lagi pula, setahu saya, banyak juga alumni TIN yang mendua, alias
masih menjadi kuli di orang, tapi juga menjalankan usaha sendiri,
dalam artian paralel, dengan tipe bisnis yang beda, misalnya kerja di
astra, tapi bikin klinik kesehatan, atau kerja di departemen, di
rumah bikin usaha pembuatan tas, atau kerja di sucofindo, tapi juga
jalanin bisnis mlm, sewa rumah, atau kerja di wicaksana dengan
sampingan jual beli rumah dan mobil, kerja di pabrik susu, juga punya
sampingan dagang valuta asing dan banyak lagi contoh yang kalo
ditulis disini bisa-bisa saya dituntut oleh yang bersangkutan,
sedangkan yang di atas sih, ha ha ha tau sama tau aja dah,…..

Banyak alumni TIN yang begitu mungkin salah satu faktornya adalah
karena kita mendapat ilmu teroristis dulu waktu kul. TPG juga dapat
khan?

Saya pribadi tidak terlalu terkagum-kagum kalo liat alumni IPB yg
punya rumah banyak, mobil banyak, tanah banyak, kalo misalnya dia
kerja di pemerintahan atau BUMN, karena cara dapetnya sih gampang,
sambil nongkrong saja (terlepas dari fakta bahwa toh bila didapat
dengan cara korupsi, maka akan dikembalikan lagi nantinya di akhirat,
dengan berbagai cara pengembalian)

Tapi saya akan kepikiran lama dan penuh dengan rasa hormat, kalo liat
rekans yg sukses dengan wiraswastanya, rasanya bikin kita semangat
terus, oh, ternyata dunia ini amat sangat konsumtif, apabila kita
jeli melihatnya, jadi jangan khawatir tanpa pinjaman IMF Indonesia
hancur, nggak lah ya,….

Sorry deh kepanjangan, abis nulisnya sambil emosian begini sih,
daripada pusing mikiran presiden baru, Inul gelo, atau Saddam yang
masih idup juga, mending ngobrolin usaha di media yang pas pula,
milis TIN.

Hormat saya,

K. Anwar
TIN 27

Ps : Buat Pak Handi, Anda nulis Fateta 29 di email, anda juga
jurusan TIN? Rasanya di TIN 29 saya belum liat nama Handi, sorry kalo
salah ya,….By the way, jangan banyak-banyak makan udang sungai ya?
Kolesterol deh, oh ya, di pangeran samudera itu kantor cabang bank
BNI? Salam buat Bu Maya Chairani ya,

02 April 2003

melawan KOLONIALISME AMERIKA ?

Apa yang bisa Anda lakukan dalam rangka mendukung IRAQ dan melawan
KOLONIALISME AMERIKA ?

1. DEMO! itu cukup efektif! sekarang Anda jangan takut! jutaan orang
turun
ke jalan-jalan untuk meneriakkan slogan Anti Amerika dan penyerangan
ini.

2. JUAL DOLLAR BELI EURO! artinya jika Anda seorang pengusaha, supplier
di
sebuah perusahaan atau pembeli produk AS baik-baiklah ke Eropa dan
gunakan
raw material dari sana saja, pokoknya usahakan jangan menggunakan rm
dari
amrik!!! Buang DOLLAR Anda gantilah kekayaan Anda dengan EURO dan EMAS.

3. JANGAN SEKOLAH DI AS!!! sekolah di AS berarti Anda menafikan
sekolah-sekolah unggul di luar AS, saya fikir AS bukanlah negara
satu-satunya yang menguasai teknologi, bahkan terbuka peluang untuk
belajar
teknik di Jerman, bioteknologi di Jepang, teknologi informasi di
singapura,
atau humaniora di negara-negara Eropa lainnya.

4. BERDOA / QUNUT NAZILAH, mintalah pada Allah SWT agar mengirimkan
malaikat-malaikatnya untuk menolong warga iraq yang kesusahan, bukan
berarti kita menolong SADDAM yang beideologi Marxis tetapi sebagai
bukti
solidaritas terhadap kaum muslimin

5. BOIKOT PRODUK AS SEBISA MUNGKIN: jika kita tergantung terhadap AS
itu
benar, tetapi kita tidak sepenuhnya tergantung ama negara diktator tsb.
Kita dapat membeli produk² lain yang tidak berasal dari AS. Misalnya Mc
Donald, tahukah Anda bahwa ayam yang diproduksi McD adalah disupply
dari
PT. SIERAD PRODUCE yang merupakan perusahaan asli negara kita? Atau
flavour
dari makanan seperti mie instant itu justru banyak diproduksi dari
seledri,
lada, dan bawang goreng produksi petani-petani kita yang diolah oleh
perusahaan seperti IFF dan Indofood? Bahkan televisi, mobil, dan
produk²
elektronika dan komputer sekarang sudah banyak diproduksi oleh korea
dan
taiwan!

6. JANGAN BEKERJA DI PERUSAHAAN AS!!! atau PERUSAHAAN² YANG DIMILIKI
PENGUSAHA AS!! sulit memang mengetahui perusahaan mana saja yang
dimiliki
AS karena globalisasi, batas-batas kepemilikan menjadi tidak
signifikan.
Tetapi usahakan agar kita tidak melamar atau membuat aplikasi lamaran
ke
perusahaan-perusahaan milik AS misalnya Phillip morris atau British
American Tobacco. Biarkan kedua perusahaan rokok itu hengkang dari
Indonesia, bila Anda merokok, jangan mengisap Marlboro atau Pall
Mall... :)

7. HILANGKAN OPINI NO.1 IN AMERICA!!! kita banyak bangga bila ada
tulisan
pada sebuah produk seperti America's No.1 Donuts, atau NO.1 di AS atau
AS
adalah negara ADIDAYA. Hilangkan opini tersebut dan gantilah bahwa
negara
AS adalah negara yang tidak menghormati hak-hak rakyatnya sendiri dan
negara yang arogan.

8. (isi sendiri oleh Anda....)

dan kirim lewat e-mail/milis atau pasang pada website atau diprint
untuk
menjadi bahan demonstrasi atau sebarkan..
Tulisan ini dibuat oleh seseorang yang prihatin dengan krisis IRAQ,
Anda
tidak perlu tahu siapa saya, yang penting Anda tahu manfaat dari
tulisan
ini.


Muhammad Sirod

Alat Ukur Keuntungan

ManajemenQolbu.Com : Ciri kapitalis itu dua. Pertama, dalam mencari keuntungan mereka tidak menggunakan tata nilai yang baik, mengeksploitir semuanya demi kepentingan diri dan konglomerasinya. Kedua, setelah mendapatkannya mereka kikir dan sibuk membesarkan dirinya.


Islam menghadirkan solusi, ada dua ciri profesional Muslim. Pertama, ketika mencarinya, sangat menjaga nilai-nilai, sehingga kalau dia mendapatkan sesuatu, dirinya lebih bernilai daripada yang dia dapatkan. Kalau dia mendapat uang, maka dia dihormati bukan karena uangnya, tapi karena kejujurannya. Kalau dia mempunyai jabatan, dia disegani bukan karena jabatannya, tapi karena kepemimpinannya yang bijak, adil dan mulia.

Selengkapnya...