Biaya pakaian dinas 65 juta - 50 juta
Biaya konsumsi 288 juta - 250 juta
Biaya jamuan kopi pagi 90 juta - Tidak tercatat
Biaya pemeliharaan tanah & rumah dinas 350 juta - 300 juta
"Blog ini berisi catatan, opini atau bahkan copy paste dari source yang saya pikir dibuang sayang"
Peran tersebut dapat dilakukan dengan cara memprakarsai kembali pertemuan negara-negara poros Asia-Afrika, Gerakan Non Blok maupun melalui Organisasi Konferensi Islam. Hanya upaya tersebut memiliki konsekuensi berhadapan dengan Amerika dan, menurut Adi, Presiden Megawati tidak bisa diharapkan dapat berbuat banyak, apalagi mengikuti jejak mendiang ayahnya, mantan presiden Soekarno.
"Saya kira Megawati sudah tidak bisa berbuat lebih dari yang sekarang ini. Apa berani dia seperti Soekarno yang terang-terangan menentang kesewenangan negara barat dan mengambil langkah menghadapi PBB yang anti-demokrasi dengan mempertahankan hak veto bagi lima negara pemenang Perang Dunia II," ujar Adi Sasono kepada wartawan di Solo, Jumat (28/3) malam.
Mantan Menteri Koperasi semasa Habibie berkuasa itu juga mengatakan bahwa Megawati tidak berani untuk berbuat banyak dan tidak bisa diharapkan lebih dari sekedar basa-basi politik. Langkah Mega yang mengecam agresi AS ke Irak serta menolak memberikan dukungan kepada AS hanya merupakan sikap basa-basi karena ada gelombang tekanan dari berbagai elemen masyarakat.
"Jangan terlalu banyak berharap pemerintahan Megawati sekarang ini akan mengambil langkah tegas terhadap kesewengan Amerika di muka bumi. Jadi kalau menuntut lebih jauh lagi dari itu maka kita sendiri yang akan kecewa. Menghadapi Singapura ataupun Malaysia saja pemeritahan kita ini tidak berani kok, apalagi dituntut berseberangan sikap secarta tegas dengan Amerika," tegasnya.
Adi menilai agresi militer pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak sebagai tragedi kemanusiaan yang dikendalikan oleh nafsu predator kapitalisme global. Pernyataan Bush bahwa aksi militer tersebut sebagai perang pembebasan merupakan bualan omong kosong belaka. Sebab kenyataan alasan utama perang tersebut untuk penguasaan minyak di Irak dan nantinya merembet ke negara-negara Timur Tengah lainnya.
"Perang ini tidak ada hubungannya dengan pelucutan senjata atau terorisme internasional, namun murni karena mereka hanya menginginkan minyak. Sepertinya halnya ketika Amerika menyerang Afganistan dulu. Waktu itu karena Taliban berani berulah maka dihabisi oleh Amerika, sebab Afganistan adalah jalur minyak menuju Amerika Motif perang kali ini adalah karena Saddam Hussein berani melakukan penentangan kepada Amerika," tandasnya. (imron rosyid)
"I do so by asking them the right questions," says the Queen. "Allow me to demonstrate."She phones Tony Blair and says, "Mr. Prime Minister. Please answer this question: Your mother has a child, and your father has a child, and this child is not your brother or sister. Who is it?"
eramuslim - Agresi brutal serdadu AS dan sekutunya ke Irak akan berbuntut panjang. Fraksi Partai Golkar (FPG) mendesak Pemerintah Indonesia agar Presiden George W. Bush, PM Inggris Tony Blair, dan PM John Howard (Australia) diseret ke Mahkamah Internasional untuk diadili. Sebab, mereka telah melakukan pelanggaran HAM berat terhadap rakyat Irak. Demikian pernyataan keras itu disampaikan Ketua FPG Marzuki Ahmad kepada wartawan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (20/03).
Komentar:Walah! ngadilin Bush? ngadilin Soeharto ama konglomerat aja dulu, susah lagi ngadilin presiden Bush itu! Sama susahnya ngadilin pejabat GOLKAR yang korup trus nyelamatin diri ke partai-partai lain... :(~
eramuslim, Jakarta – Hidayat Nurwahid, Hj. Tuty Alawiyah, Najamudin Ramli (Pemuda Muhammadiyah), Nico Uskono (Pemuda Kristen), Adhyaksa (KNPI) dan beberapa tokoh lainnya yang ikut dalam aksi mengecam serangan pertama AS atas Irak di depan Kedubes AS di Jakarta, diterima oleh Dubes AS untuk Indonesia, Ralph L Boyce. Rencananya, tokoh-tokoh tersebut akan berada didalam Kedubes selama 30 menit dan akan menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia agar Perwakilan AS di Indonesia bisa melakukan negosiasi kepada Presiden Bush untuk menghentikan perang.
Aksi yang berlangsung di depan Kantor Kedubes AS hari ini, Kamis (20/3), selain dari massa Partai Keadilan (PK) juga berasal dari berbagai organisasi massa lainnya, antara lain dari Muhammadiyah.
Presiden PK, Hidayat Nurwahid dalam orasinya mengatakan, “Disini memang panas, tapi di Irak lebih panas lagi. Kita harus bahu membahu untuk menghentikan aksi terorisme Bush. Karena tidak ada mandat dari PBB yang mengizinkan AS untuk menyerang Irak. Jadi tidak lain dan tidak lebih AS adalah penjahat perang”.
Menurut Hidayat, jangan sampai tindakan sewenang-wenang Bush menjadi kuburan bagi PBB, karena PBB tidak mampu menghentikan perang yang dilancarkan AS. “Kita harus menuntut pemerintah RI dibawah pimpinan Mega agar bersikap tegas terhadap AS dan sekutunya. Jika perang terus berlanjut, maka patut dipertimbangkan oleh pemerintah RI untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan Inggris karena hal itu bertentangan dengan amanat pembukaaan UUD 45,” tambahnya.
Sementara itu, Hj. Tuti Alawiyah menilai, AS telah melanggar HAM, dan kita sangat prihatin karena serangan pertama AS tepat di jantung Irak. “AS biadab, Bush harus dikutuk oleh ummat dunia, karena dia adalah agresor,” teriak bu Tuty. (bay/trv)