Hidayat Nurwahid Serukan Pemutusan Hubungan Diplomatik Dengan AS
Publikasi 20/03/2003 14:26 WIB
eramuslim, Jakarta – Hidayat Nurwahid, Hj. Tuty Alawiyah, Najamudin Ramli (Pemuda Muhammadiyah), Nico Uskono (Pemuda Kristen), Adhyaksa (KNPI) dan beberapa tokoh lainnya yang ikut dalam aksi mengecam serangan pertama AS atas Irak di depan Kedubes AS di Jakarta, diterima oleh Dubes AS untuk Indonesia, Ralph L Boyce. Rencananya, tokoh-tokoh tersebut akan berada didalam Kedubes selama 30 menit dan akan menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia agar Perwakilan AS di Indonesia bisa melakukan negosiasi kepada Presiden Bush untuk menghentikan perang.
Aksi yang berlangsung di depan Kantor Kedubes AS hari ini, Kamis (20/3), selain dari massa Partai Keadilan (PK) juga berasal dari berbagai organisasi massa lainnya, antara lain dari Muhammadiyah.
Presiden PK, Hidayat Nurwahid dalam orasinya mengatakan, “Disini memang panas, tapi di Irak lebih panas lagi. Kita harus bahu membahu untuk menghentikan aksi terorisme Bush. Karena tidak ada mandat dari PBB yang mengizinkan AS untuk menyerang Irak. Jadi tidak lain dan tidak lebih AS adalah penjahat perang”.
Menurut Hidayat, jangan sampai tindakan sewenang-wenang Bush menjadi kuburan bagi PBB, karena PBB tidak mampu menghentikan perang yang dilancarkan AS. “Kita harus menuntut pemerintah RI dibawah pimpinan Mega agar bersikap tegas terhadap AS dan sekutunya. Jika perang terus berlanjut, maka patut dipertimbangkan oleh pemerintah RI untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan Inggris karena hal itu bertentangan dengan amanat pembukaaan UUD 45,” tambahnya.
Sementara itu, Hj. Tuti Alawiyah menilai, AS telah melanggar HAM, dan kita sangat prihatin karena serangan pertama AS tepat di jantung Irak. “AS biadab, Bush harus dikutuk oleh ummat dunia, karena dia adalah agresor,” teriak bu Tuty. (bay/trv)
No comments:
Post a Comment