Allah memerintahkan Jibril untuk memberikan tiga mutiara paling berharga kepada Adam - yang berasal dari perbendaharaanNya, dan Adam hanya boleh memilih salah satu dari tiga mutiara tersebut.
Ketiga mutiara itu adalah : kearifan, iman dan kerendahan hati.
Adam pun memilih kearifan ('arif, ta'aruf, ma'rifat ~ mengenal dan memahami sesuatu secara mendalam).
Sesuai dengan perintah Allah, Jibril bermaksud membawa kembali dua mutiara yg tak dipilih Adam itu ke perbendaharaan Ilahi. Dengan segenap kekuatannya yang perkasa, Jibril tidak dapat mengangkat kedua mutiara itu.
Kedua mutiara itu berkata kepada Jibril :
"Kami tidak akan terpisah dari 'kearifan' kami yang tercinta. Kami tidak akan bahagia dan tenang jika berjauhan dengannya. Kami bertiga senantiasa merupakan tiga serangkai keagungan Allah, mutiara-mutiara kemahakuasaan-Nya. Kami tak bisa dipisahkan satu dari yang lain."
Kemudian Jibril mendengar perintah Allah :"Jibril ! Biarkan mereka, dan pergilah !"
Sejak saat itu, kearifan telah mengambil tempatnya di puncak otak Adam. Iman mengambil tempatnya di hati Adam. Sedangkan kerendahan hati menempatkan dirinya dalam air muka Adam.
Ketiga mutiara itu telah menjadi pusaka anak-cucu Adam yang terpilih. Karena, barangsiapa di antara anak-cucu Adam tidak memiliki ketiga mutiara itu, maka ia tidak memiliki perasaan dan kemuliaan asal-usul Ilahiahnya.
(Dikisahkan oleh Jalaluddin Rumi kepada Husamuddin/muridnya, dalam "Manaqib Al 'Arifin" oleh Syamsuddin Ahmad Al-Aflaki)
No comments:
Post a Comment