Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram
Nabi yang kerana lapar mengikat pusarnya dengan batu
Dan dengan batu mengganjal perutnya yang halus itu
Walau gunung emas menjulang menawarkan dirinya
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga
Kurang harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya
Walau perlu pada harta tidaklah merosak kesuciannya
Bagaimana mungkin Nabi mendamba pada dunia
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada
Muhammadlah pemimpin dunia akhirat
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan bukan Arab
Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak
Dialah kekasih Allah yang syafa'atnya diharap
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap
Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus
Mengikutinya bererti berpegang pada tali yang tak terputus
Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya
Para Nabi semua meminta dari dirinya
Seceduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya
Para Rasul sama berdiri di puncak mereka
Mengharap setitik ilmu atau selonggok hikmahnya
Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia
Dalam kebaikannya, tak seorang pun menyaingi
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi
Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka
Nisbahkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mahu
Kerana keutamaannya sungguh tak terbatas
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata
Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya
Nescaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya
Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang
Seluruh makhluk sulit memahami hakikat Nabi
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti
Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan
Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi
Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahawa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah
Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka
Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gelita
Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri
Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, keghairahannya bak sang waktu
la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan
Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, iaitu ucapan dan senyumannya
Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya
***
Petikan bait-bait syair
Kitab Burdah,
Al-Imam Al-Bushiri
~~~
Dari Blog: Firus Fansuri
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram
Nabi yang kerana lapar mengikat pusarnya dengan batu
Dan dengan batu mengganjal perutnya yang halus itu
Walau gunung emas menjulang menawarkan dirinya
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga
Kurang harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya
Walau perlu pada harta tidaklah merosak kesuciannya
Bagaimana mungkin Nabi mendamba pada dunia
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada
Muhammadlah pemimpin dunia akhirat
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan bukan Arab
Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak
Dialah kekasih Allah yang syafa'atnya diharap
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap
Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus
Mengikutinya bererti berpegang pada tali yang tak terputus
Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya
Para Nabi semua meminta dari dirinya
Seceduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya
Para Rasul sama berdiri di puncak mereka
Mengharap setitik ilmu atau selonggok hikmahnya
Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia
Dalam kebaikannya, tak seorang pun menyaingi
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi
Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka
Nisbahkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mahu
Kerana keutamaannya sungguh tak terbatas
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata
Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya
Nescaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya
Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang
Seluruh makhluk sulit memahami hakikat Nabi
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti
Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan
Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi
Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahawa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah
Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka
Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gelita
Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri
Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, keghairahannya bak sang waktu
la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan
Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, iaitu ucapan dan senyumannya
Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya
***
Petikan bait-bait syair
Kitab Burdah,
Al-Imam Al-Bushiri
~~~
Dari Blog: Firus Fansuri
No comments:
Post a Comment