Cerita dibawah ini sangat benar.
Gue sendiri mengalaminya. Tanggal 3 jan gue distop polisi karena gak
pake seat belt ( emang sering lupa ).
Dengan sopan pak polisi menyatakan akan membuat surat tilang dan menahan
sim. Tentu saja gue setuju. Dalam surat tilang ditulis jadwal sidang
adalah tgl 11 jan di pengadilan neg jak-sel.
Gue baru sampai di pengadilan jam 1130, dengan terburu-buru langsung
menujuruang disebelah ruang wartawan ( sebelum berangkat kesana gue baca
lagi tips dibawah ini untuk mengingat lagi ).
Di ruang tsb ada 3 petugas dengan beberapa tumpuk berkas tilang.
Langsung gue sodorin surat tilang ke salah satu petugas sambil ngomong
saya mau ambil berkas ini. Sang petugas memeriksa surat tilang gue dan
langsung mencari berkas gue ditumpukan yang tepat, dan dalam waktu singkat
menemukan berkas yang dicari. Langsung sim diambil dari berkas itu dan diserahkan
ke gue sambil ngomong 45 ribu. Gue kasih 50 ribuan dan dikembalikan 10 rb.
Terimakasih dan langsung ngeloyor balik ke kantor. Total jendral waktu
yang gue pakai mulai turun dari mobil diluar pagar sampai kembali ke mobil tidak sampai 5 ( lima ) menit.
Jadi gue mau nambahin tip dibawah ini :
- jangan pernah mencoba mengajak polisi berdamai kalau anda melakukan
kesalahan. Karena anda harus membayar lebih besar dan ingat bahwa
perbuatan seperti itu merusak, termasuk merusak diri anda sendiri.- Siapkan uang pas 35 ribu atau 40 ribu kalau mau ngasih tambahan.Gue
yakin bahwa tarif dendanya memang segitu. Karena petugas bilang 45 rb,
gue bayar dengan 50 an dikembalikan 10 rb karena dikantongnya yang
sudah sangat penuh dengan uang tidak ada 5 ribuan, dan gue yakin dia tidak
membaca apa kesalahan yang ditulis di surat tilang, jadi kayaknya
kesalahan apapun ya dendanya samimawon.- Jangan sekali-kali meladeni calo2 yang ada di luar pagar, didalam
pagar, didalam gedung maupun didepan ruangan. Fyi, mereka cukup
agresif sikh.
tips: "pengadilan tilang"
Sekitar 2 minggu lalu. istri gue melanggar 3in1 waktu njemput gue di
Sudirman. Istri gue sempet coba nanya ke polisinya, "kalau titip sidang
biayanya berapa?"
1 pertanyaan simple, tapi polisinya njawabnya muter-muter soal denda
1jt.Plus bilang sim-nya "nanti malam atau s/d 2-3 hari masih bisa diambil di
kantor." Akhirnya istri gue males ngelanjutin. "udah sidang aja deh" kata istri gue.
Nah, sidangnya itu jatuh hari ini. istri gue sampai di PN Jaksel Ampera jam 7:50. begitu parkir udah dikerubuti calo. istri gue pasang wajah beku, masuk ke PN ngelewatin garret/metal detector, gak usah senyum sama resepsionis, ceritanya biar gak dideketin calo. tapi tetep aja masih dideketin calo. kali ini berseragam ijo PN. kata calonya "ibu tunggu aja disini.
Rp65.600,- aja. cepet kok selesainya". tapi istri gue cuek jalan terus.
abis garret belok kiri, trus langsung belok kanan nanti ada tulisan
"ruang wartawan". Persis di sampingnya ruang wartawan, ada loket buat ambil
sim. Bayar disitu untuk ambil sim. dibilang biayanya rp50.600,- karena males
nawar berlama-lama, istri gue cuma bilang "buletin 50 aja kenapa!" dan dikasih. jam 8:00 urusan selesai, udah cabut dari PN.
moral of the story:
-. jangan takut kalo kena tilang.
-. jangan percaya kalau ditakut2i polisi soal denda 1jt.
-. jangan pernah mau kalau polisi nyuruh ambil sim di kantor. kayaknya
cuma bakal ada cerita tawar-menawar disana.-. jangan percaya kalau polisi bilang sidangnya jam 10. (soalnya
loketnya udah buka dari pagi)-. jangan takut ikut sidang tilang. (sidangnya sendiri non-existance)
-. jangan mau pake calo.
-. kalau mau iseng, coba tawar. jangan percaya sama pecahan 600perak
dst. itu buat memberi kesan bahwa dendanya uang pas. bahkan harusnya sih kalo gak salah
cuma 35rb.satu lagi:
-. buat yang dateng telat lalu kaget karena "sidangnya sudah selesai"
biasanya akan mendapat "tawaran bantuan" dari pegawai situ, yang
katanya "bisa membantu menyelesaikan". padahal sebenernya kita bisa
menyelesaikan sendiri... kalau tau soal loket tsb...
udah. gitu dulu. semoga tips nya berguna.